Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 600 meter ke arah barat daya selama periode pengamatan Selasa dari pukul 00.00 WIB sampai 06.00 WIB.
Menurut Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Hanik Humaida, selama periode pengamatan itu Merapi juga mengalami 26 kali gempa guguran dengan amplitudo 3 sampai 31 mm selama 11 sampai 62 detik.
Selain itu, Gunung Merapi mengalami dua kali gempa hembusan dengan amplitudo 4 sampai 5 mm selama 13 sampai 15 detik, lima kali gempa fase banyak dengan amplitudo 2 sampai 3 mm selama 5 sampai 6 detik, dan satu kali gempa vulkanik dangkal dengan amplitudo 40 mm selama 10 detik.
Asap setinggi 400 meter teramati keluar dari puncak kawah Gunung Merapi, yang selama periode pengamatan dinaungi mendung dan diliputi angin yang bertiup lemah ke arah timur, tenggara, dan barat.
Pada periode pengamatan Senin (26/4) pukul 00.00 sampai 24.00 WIB, Gunung Merapi tercatat satu kali meluncurkan awan panas guguran dengan jarak luncur 1.300 meter mengarah ke barat daya dan tiga kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimal 700 meter ke arah barat daya.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status aktivitas Gunung Merapi pada Level III atau Siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan berdampak pada wilayah dalam sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Apabila gunung api itu meletus, lontaran material vulkaniknya dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.