"Walaupun kita ada refocusing anggaran akibat pandemi COVID-19, namun subsidi perumahan terus ditingkatkan, termasuk pada tahun 2022 nanti yang InsyaAllah subsidi itu akan terus ditambah untuk bisa mempercepat pembangunan penyediaan perumahan bagi rakyat Indonesia," ujar Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam peluncuran Gerakan Bangun Rumah Subsidi Berkualitas secara virtual di Jakarta, Selasa.
Menteri Basuki mengatakan program penyediaan perumahan di Indonesia masih menjadi prioritas pemerintah pada tahun ini maupun tahun-tahun berikutnya, karena rumah subsidi dapat menggerakkan lebih banyak komponen industri perumahan selain untuk konstruksi perumahan itu sendiri.
Dalam kesempatan tersebut Menteri Basuki juga menyambut baik adanya Gerakan Bangun Rumah Subsidi Berkualitas dan Pelatihan 3.000 Peserta Manajemen Konstruksi se-Indonesia.
"Saya sangat menyambut baik, mendorong, dan mendukung program pelatihan 3.000 peserta manajemen konstruksi se-Indonesia dan Gerakan Membangun Rumah Subsidi Berkualitas," kata Menteri Basuki.
Sebelumnya Kementerian PUPR mengalokasikan anggaran untuk dana Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) sebesar Rp16,66 triliun bagi 157.500 unit rumah subsidi pada 2021.
Untuk bantuan Subsidi Selisih Bunga (SSB) sebesar Rp5,96 triliun, yang digunakan bukan untuk penerbitan KPR baru namun untuk membayar SSB ulang atau menggulung sejak 2015 untuk sebanyak 859.582 unit di mana Kementerian PUPR membayar untuk tahun kedua, ketiga dan seterusnya.
Sementara untuk Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) disamakan jumlahnya untuk FLPP 2021 yakni 157.500 unit dengan jumlah anggaran Rp630 miliar.
Sedangkan usulan FLPP pada tahun 2022, Kementerian PUPR mengusulkan sebesar Rp23 triliun bagi 200 ribu unit rumah subsidi.Alokasi anggaran FLPP tersebut kemungkinan diusulkan untuk didapat dari dana bergulir sebesar Rp3,9 triliun dan usulan DIPA 2022 sebesar Rp19,1 triliun.