Apa yang tergambar di benak kita tentang liburan? Siapa yang tidak tertarik dengan kata yang identik dengan tempat-tempat berlibur tersohor, tempat makan, dan jalan-jalan?
Ketika liburan menjelang tiba, terbayang sudah berbagai hal menakjubkan dan penuh warna yang silih berganti mengunjungi serta memenuhi pikiran kita.
Tidak terkecuali para orangtua, pelajar, mahasiswa dan juga santri/santriwati, sampai anak-anak kecil pun, semua selalu menanti-nanti kedatangannya.
Apalagi bagi para pelajar yang berada jauh dari tempat tinggalnya, hari libur biasanya telah terencana dengan matang dari jauh-jauh hari.
Berhubung tidak berada di rumah dalam kurun waktu yang relatif lama. Maka hari-hari pelepas penat dan rindu haruslah berkesan dan berbeda dari liburan yang sebelum-sebelumnya.
Mungkin malah telah terbayang sejak hari pertama sekolah dimulai.
Tidak terkecuali di Pondok Pesantren Modern Gontor Putri I di Mantingan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, suasana mengisi liburan usai melaksanakan ujian juga terasa.
Mulai 30 Desember 2014 hingga memasuki pekan pertama Januari 2015, para santriwati kelas 1 hingga kelas 5 (atau setara kelas 1 SLTP hingga 2 SLTA), mereka mendapatkan libur sekolah, seperti di sekolah umum.
Berbeda dengan di sekolah umum, peserta didik di Gontor Putri, sebelum libur selama 10 hari, harus mengikuti ujian --lisan dan tertulis--selama sebulan.
Dalam setahun, di Gontor ada libur selama dua kali selama setahun, yakni pada setiap bulan Ramadhan, dan setelah ujian yang berdekatan dengan Maulid Nabi Muhammad, yang kali ini bersamaan dengan akhir Desember 2014 hingga awal Januari 2015.
Alumni Gontor Putra yang pernah menjabat Presiden Forum on Peace, Human Security and Development Studies Dr H Habib Chirzin memberi catatan ikhwal studi di pondok pesantren modern itu dalam akun "Facebook"-nya (21/12).
Ia menulis: "Pondok Gontor Putri Mantingan yang indah dan penuh dinamika....."
Atas saran Ustadz Prof Dr Amal Fathullah Zarkasyi, Rektor UNIDA (Universitas Darussalam) Gontor, kami bertiga (Bro Prof Dr Hamidullah Marazi, Kashmir Universuty, Hindun Fauziah dan saya) diantar ke Pondok Modern Gontor Putri di Mantingan, Ngawi, dengan mobil Pascasarjana UNIDA....
Semula kami diharapkan memberikan "taushiyah" di Masjid Jami' Gontor Putri 1, seusai jamaah shalat Maghrib. Tetapi karena ketibaan kami setelah Isya', maka kami pertemuan dengan pimpinan pondok, para pendidik dan pembimbing.... Senang sekali diajak berkeliling kampus dengan mobil yang disetir oleh Ustadz Fairuz, Direktur Kulliyyatul Mu¿allimin Al Islamiyyah (KMI) Putri, di area sekitar 25 ha dengan hampir 4.000 santri dan guru di Gontor Putri 1 dan hampir 3.000 santri dan guru di Pondok Putri 3. Dan berbincang dengan para Wakil Pengasuh Pondok Modern Gontor Putri 1 KH Ahmad Suharto, M.Pd.I, Pondok Putri 2 KH Suwarno TM, S.Ag, Pondok Putri 3 KH Saiful Anwar S.Ag dan para pendidik lainnya....
Sangat menggembirakan menyaksikan ribuan santriwati yang sedang belajar di kelas, masjid, auditorium, lorong-lorong bangunan, teras gedung dan di bawah pohon....
Semoga Allah memberkahi semua pimpinan, pendidik dan semua anshor ma'had yang tekun berjuang di dunia pendidikan.... Dan semoga santri/wati berhasil dalam "tholabul ilmi li al ibadah"....(menuntu ilmu adalah ibadah-red).
Ragam pilihan
Lantas, apa saja bentuk liburan bagi para santriwati?
Teryata ada beragam cara yang menjadi pilihan, bagi santriwati yang selama ini bersekolah jauh dari tempat tinggalnya dalam menjalani liburannya.
Beberapa dari mereka ada yang tetap memutuskan untuk kembali pulang ke rumah dan berlibur bersama keluarga besar untuk menuntaskan rindu yang telah lama terpendam.
Ada juga yang memilih pulang ke rumah teman karena alasan tempat tinggal yang jauh dan waktu liburan yang sempit, atau juga untuk sekadar bermain atau "travelling" mengenal daerah-daerah baru.
Namun, ada pula yang berkunjung ke negara lain, bermukim di sekolah dan masih banyak hal lainnya yang dapat dilakukan ketika liburan tiba.
Beberapa cara beberapa bagi yang bersekolah di salah satu "Boarding School" dalam mengisi hari-hari liburnya, di antaranya yang dipilih Shafira Maisaroh, santriwati asal Kalimantan
Kali ini, santriwati yang sedang duduk di kelas 4 KMI atau setara dengan kelas XI SMA itu akan mengisi liburannya dengan menjalankan ibadah umrah ke Tanah Suci Makkah Al-Mukarramah di Arab Saudi.
Dara beradik empat ini pun mengaku sedikit gugup karena ini merupakan kali pertama ia pergi ke luar negeri. Ia akan berangkat ke Tanah Suci dengan sang ibunda dan adiknya yang pertama.
Hadiah umrah ini merupakan nazar sang bunda ketika beberapa tahun silam berkesempatan untuk mengunjungi Tanah Suci bersama suaminya dalam menjalankan ibadah umrahnya yang pertama.
Menurut sang bunda, meskipun pengertian agama yang dimilikinya tidak seberapa dalam, namun sebagai orang tua ia ingin anaknya bisa menjadi lebih baik darinya.
Maka dari itu sang bunda bernazar untuk memberangkatkan buah hatinya ke Tanah Suci di suatu hari nanti, dan ia mengucap syukur Alhamdulillah impian itu dapat terwujud di tahun ini.
Tujuan dari ibadahnya ini adalah untuk manjalani sunnah Rasulullah Muhammad SAW, mendalami agama lebih dari materi yang diterangkan di sekolah dan biasanya hanya dibahas atau dilihat sebatas di buku pelajaran saja.
Selain itu , meningkatkan kekhusukannya dalam beribadah, juga yang terpenting dapat mendekatkan diri pada sang khalik.
Dan terakhir yang merupakan harapannya juga adalah, semoga perjalannannya ini dapat menjadi jalan terbukanya pintu penjelajahan ke negara-negara lainnya di belahan dunia lain. Menurut Shafira, begitu biasanya ia dipanggil, berharap tujuan dan harapan itu dapat terwujud dan terlaksana dengan baik.
Ke rumah teman
\Sedangkan santriwati asal Nusa Tenggara Barat (NTB) Nita Saidatunnisa, memilih untuk mengisi liburan ke rumah temannya.
Kampung halamannya di NTB bukanlah tempat yang dekat dari Pulau Jawa sehingga jika pulang butuh waktu lama untuk menempuh perjalanan.
Belum lagi bila mengambil jalur darat dan dilanjutkan dengan berlayar mengarungi lautan nan-luas. Indah memang, namun kesehatan jasmani juga harus mendukung.
"Percuma ada pemandangan yang indah jika tubuh kita tidak sehat, maka semua yang kita lihat sama saja tidak menarik," katanya.
Oleh karena beberapa faktor itu dan waktu libur yang sempit, maka Nita memutuskan untuk libur ke rumah temannya di Malang, Jawa Timur, yang dikenal dengan "Kota Apel".
Nita, gadis feminin penyuka warna merah jambu ini tidak hanya sendiri, ia dan lima teman lainnya akan ikut serta meramaikan liburannya di kota yang terkenal dengan buah apelnya tersebut.
Kebanyakan dari teman-temannya yang ikut serta berlibur di Malang juga berasal dari luar Pulau Jawa. Ada yang berasal dari Riau, Bali, Jakarta, NTT dan kota lainnya.
Kebetulan rumah teman yang ditumpanginya tersebut berada di titik sentral atau tempat yang pas untuk berlibur, yakni hanya berberapa meter dari alun-alun Kota Batu, Malang.
Rencananya mereka akan mengunjungi Taman Bunga Selecta, Jawa Timur Park atau yang biasa di kenal dengan Jatim Park, BNS, dan melakukan olahraga "rafting dan hiking".
Tidak lupa juga berbelanja memburu oleh-oleh khas malang dan barang-barang khas perempuan lainnya.
Nita mengaku ini bukan kali pertamanya ia menginjakkan kaki di kota berhawa dingin itu.
Namun ia kerap kali kembali datang ke kota yang terkenal dengan bakso dan tim sepak bola andalan yang identik dengan warna biru tersebut.
Hawa yang sejuk serta berbagai tempat yang menarik untuk dikunjungi membuatnya tidak pernah bosan untuk kembali berkunjung ke Malang.
Ia pun menyarankan untuk juga pergi ke Kota Malang yang telah menunggu dengan tempat menarik untuk dikunjungi.
Sementara itu, santriwati asal Padang, Sumatera Barat Rizna Afina, juga punya mengisi liburan yang berbeda.
Gadis periang ini menuturkan keinginannya untuk mengisi liburan dengan mengkuti program "study tour" ke benua tetangga, Australia, yang terkenal dengan fauna koala dan kangurunya.
Ia rela mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk mengikuti program tahunan yang diadakan oleh sekolahnya tersebut.
Ini bukan kali pertamanya ia menjejakan kakinya di negara lain. Sebelumnya ia pernah mengisi liburannya di negeri "Gajah Putih" yang kita kenal dengan nama Thailand.
Selain untuk "travelling" ia juga ingin mengasah kemampuannya dalam berbahasa Inggris.
"I'll build a snowman there, playing ice ski, visiting Opera House, go to the zoo and holding the cute koala baby," (Saya ingin membuat manusia salju di sana, bermain ski es, mengunjungi
'Opera House", serta pergi ke kebun binatang dan memegang anal koala lucu).
Berbagai barang telah ia persiapkan dengan teliti seperti baju hangat, jaket tebal, kamera, dan barang-barang lainnya.
Tak ketinggalan juga kamus ukuran saku yang akan selalu dibawanya kemanapun ia pergi.
Karena masih banyak kosa kata yang ia butuhkan dalam percakapan di negara itu.
Setiap orang memiliki caranya tersendiri dalam mengisi liburan. Yang terpenting dari semua itu tidak ada hal yang dipaksakan, tetap ingat untuk mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan dan juga ibadah harus terus berjalan tanpa putus meski kita sedang berlibur. Karena tidak ada kata libur dalam beribadah.
Melongok Santriwati Gontor Mengisi Liburan
Selasa, 30 Desember 2014 15:12 WIB