Yogyakarta (ANTARA) - Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) menyebutkan awan panas guguran yang meluncur dari Gunung Merapi pada Minggu (8/8) pagi memicu hujan abu tipis di sejumlah wilayah lereng gunung itu.
"Terjadi hujan abu intensitas tipis di beberapa lokasi setelah kejadian awan panas ini," kata Kepala BPPTKG Hanik Humaida melalui keterangan resminya di Yogyakarta.
Hanik Humaida menyebutkan berdasarkan pendataan sementara hujan abu tipis antara lain terpantau mengguyur wilayah Tlogolele serta Klakah Ngisor di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah serta Kapuhan, Paten, Ngowok, dan Babadan di Kabupaten Magelang, Jateng.
BPPTKG pada Minggu (8/8) mencatat serangkaian awan panas guguran meluncur dari gunung di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta itu sejak dini hari ke arah barat daya.
Selama periode pengamatan pukul 00.00 sampai 06.00 WIB, awan panas guguran terpantau meluncur pada pukul 02.32, 04.20, dan 04.58 WIB dengan jarak luncur maksimum 3.000 meter ke arah barat daya.
Awan panas guguran kembali terpantau keluar dari Merapi pada pukul 07.29, 7.46, dan 08.32 WIB dengan jarak luncur maksimum 1.800 meter ke arah barat daya.
Selama periode pengamatan itu, guguran lava pijar juga teramati 27 kali meluncur dari Gunung Merapi dengan jarak maksimum 500-2.000 meter ke arah barat daya.
Hingga saat ini, BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada level III atau siaga.
Guguran lava dan awan panas Gunung Merapi diperkirakan bisa berdampak ke wilayah sektor selatan-barat daya yang meliputi Sungai Kuning, Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih.
Saat terjadi letusan, lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi diperkirakan dapat menjangkau daerah dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung.