Jakarta (ANTARA Aceh) - Jenderal Polisi Drs Badrodin Haiti menjadi Kepala Polri ke-22 sejak pertama kali dijabat Komisaris Jenderal Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo pada 29 September 1945.
Namun, Badrodin merupakan Kapolri pertama yang meniti karir sebagai Pelaksana Tugas Kapolri sebelum definitif memegang tongkat komando sebagai Bhayangkara 1 setelah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Lulusan terbaik Akademi Kepolisian pada 1982 peraih Adhi Makayasa itu kini berada di pucuk pimpinan Polri.
"Ini merupakan karir tertinggi di Polri," kata Hj Tejaningsih Haiti, istri Badrodin, saat mendampingi suaminya pada acara pelantikan.
Keluarga Badrodin di Kabupaten Jember, Jawa Timur, juga memberikan dukungan penuh pada pria kelahiran Paleran, Umbulsari, Jember, Jawa Timur, 24 Juli 1958 itu, termasuk dalam proses uji kelayakan dan kepatutan Badrodin di DPR yang berlangsung Kamis (16/4).
"Semua keluarga berdoa yang terbaik untuk Din," kata Luqman Haiti, kakak kandung Din, panggilan akrab Badrodin.
Keluarga bangga Din dipercaya memimpin institusi Polri dan berharap bisa menjaga amanah untuk memperbaiki institusi Polri baik ke dalam maupun ke luar demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka optimistis Badrodin memimpin institusi Polri secara tegas menegakkan aturan.
Bagi keluarganya, Din dinilai sebagai orang yang sederhana, pendiam, cerdas, idealis, dan memiliki prinsip yang kuat.
"Kalau benar akan dikatakan benar dan kalau hal itu salah maka akan dikatakan salah. Bahkan Din tidak bisa diintervensi," kata Luqman tentang adiknya yang merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan (almarhum) KH Ahmad Haiti dan Siti Aminah.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan kejahatan konvensional yang meresahkan masyarakat merupakan masalah mendesak yang akan segera ditangani Polri, seperti, premanisme, pencurian motor, geng motor, begal dan lainnya. Selain itu kasus-kasus yang menjadi perhatian masyarakat misalnya korupsi, terorisme, dan penyalahgunaan narkoba.
Badrodin juga menyatakan akan melaksanakan komitmen sesuai dengan visi misi yang sampaikan di DPR. Pertama memang secara internal Polri harus meningkatkan soliditas personel melalui konsolidasi untuk memberikan satu pandangan bahwa ke depan bahwa tantangan tugas Polri berat.
"Sinergi dengan lembaga hukum lain juga bagian dari upaya saya karena memang di dalam program prioritas saya ada upaya kerja sama secara sinergi dengan lembaga lainnya," katanya.
Dalam penanganan tindak pidana selain korupsi, dia mengatakan Polri bekerja sama dengan BPK, Kejaksaan, KPK, PPATK, pengadilan, dan Lembaga Pemasyarakatan.
Riwayat
Badrodin, ayah dari dua anak Farouq Ashadi Haiti dan Fakhri Subhana Haiti ini, mengawali karir di kepolisian setelah menjadi lulusan terbaik Akpol 1982 adalah sebagai Komandan Peleton Sabhara Dit Samapta Polda Metro Jaya (1982), Kasubro Ops Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983), Kapolsek Pancoran Mas Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983), Kabin Info PPKO Polda Metro Jaya (1984), Kabag Min Polres Aileu Polwil Timor Timur (1985), Kasat Serse Polres Metro Bekasi Polda Metro Jaya (1990), Kapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakpus Polda Metro Jaya (1993)
Kasat Serse Polres Metro Jakbar Polda Metro Jaya (1994), Wakapolres Metro Jaktim Polda Metro Jaya (1995), Pabungkol Spri Kapolri (1996), Pamen Mabes Polri (1997), Paban Madya Dukminops Paban II/Ops Sops Polri (1998).
Setelah 1982 - 1998 menjalankan tugas di Jakarta dan sekitarnya, Badrodin menjalani karir sebagai Kapolres Probolinggo Polwil Malang Polda Jatim (1999), Kapoltabes Medan (2000)
Direktur Reskrim Polda Jatim (2003), Kapolwiltabes Semarang Polda Jateng (2004), Kapolda Banten (2004), lalu kembali lagi ke Jakarta sebagai Sekretaris Lembaga Diklat Polri (2005).
Kemudian pindah tugas sebagai Kapolda Sulawesi Tengah (2006), kembali ke Jakarta sebagai Direktur I Bareskrim Polri (2008-2009), pindah lagi menjadi Kapolda Sumatera Utara (2009-2010)
Kadivkum Polri (2010), Kapolda Jawa Timur (2010-2011), Staf Ahli Kapolri (2011), Asisten Operasi Kapolri (2011-2013), Kabaharkam (2013-2014), dan Wakapolri sejak 2014.
Kini publik menunggu pelaksanan delapan agenda Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti itu, yakni, pertama, memantapkan soliditas dengan melakukan reformasi internal Polri di bidang SDM, sarana prasarana dan anggaran. Kedua, melaksanakan revolusi mental SDM Polri melalui perbaikan sistem rekrutmen, peningkatan kesejahteraan, pendidikan dan latihan serta pengawasan.
Ketiga, memperkuat kemampuan pencegahan kejahatan dengan landasan prinsip pemolisian proaktif dan pemolisian yang berorientasi pada penyelesaian akar masalah. Keempat, memacu terbentuknya postur Polri yang lebih dominan sebagai pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.
Lalu kelima, meningkatkan pelayanan yang lebih prima kepada publik. Keenam, meningkatkan kemampuan deteksi untuk memahami potensi akar masalah gangguan kamtibmas. Ketujuh, meningkatkan kemampuan mediasi dan solusi non represif lainnya dalam menyelesaikan masalah sosial yang berpotensi mengganggu kamtibmas. Kedelapan, meningkatkan kemampuan penegakan hukum yang profesional, terutama penyidikan ilmiah,guna menekan angka empat jenis kejahatan.
Namun, Badrodin merupakan Kapolri pertama yang meniti karir sebagai Pelaksana Tugas Kapolri sebelum definitif memegang tongkat komando sebagai Bhayangkara 1 setelah resmi dilantik oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, Jumat.
Lulusan terbaik Akademi Kepolisian pada 1982 peraih Adhi Makayasa itu kini berada di pucuk pimpinan Polri.
"Ini merupakan karir tertinggi di Polri," kata Hj Tejaningsih Haiti, istri Badrodin, saat mendampingi suaminya pada acara pelantikan.
Keluarga Badrodin di Kabupaten Jember, Jawa Timur, juga memberikan dukungan penuh pada pria kelahiran Paleran, Umbulsari, Jember, Jawa Timur, 24 Juli 1958 itu, termasuk dalam proses uji kelayakan dan kepatutan Badrodin di DPR yang berlangsung Kamis (16/4).
"Semua keluarga berdoa yang terbaik untuk Din," kata Luqman Haiti, kakak kandung Din, panggilan akrab Badrodin.
Keluarga bangga Din dipercaya memimpin institusi Polri dan berharap bisa menjaga amanah untuk memperbaiki institusi Polri baik ke dalam maupun ke luar demi menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat. Mereka optimistis Badrodin memimpin institusi Polri secara tegas menegakkan aturan.
Bagi keluarganya, Din dinilai sebagai orang yang sederhana, pendiam, cerdas, idealis, dan memiliki prinsip yang kuat.
"Kalau benar akan dikatakan benar dan kalau hal itu salah maka akan dikatakan salah. Bahkan Din tidak bisa diintervensi," kata Luqman tentang adiknya yang merupakan anak keempat dari delapan bersaudara pasangan (almarhum) KH Ahmad Haiti dan Siti Aminah.
Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti menyatakan kejahatan konvensional yang meresahkan masyarakat merupakan masalah mendesak yang akan segera ditangani Polri, seperti, premanisme, pencurian motor, geng motor, begal dan lainnya. Selain itu kasus-kasus yang menjadi perhatian masyarakat misalnya korupsi, terorisme, dan penyalahgunaan narkoba.
Badrodin juga menyatakan akan melaksanakan komitmen sesuai dengan visi misi yang sampaikan di DPR. Pertama memang secara internal Polri harus meningkatkan soliditas personel melalui konsolidasi untuk memberikan satu pandangan bahwa ke depan bahwa tantangan tugas Polri berat.
"Sinergi dengan lembaga hukum lain juga bagian dari upaya saya karena memang di dalam program prioritas saya ada upaya kerja sama secara sinergi dengan lembaga lainnya," katanya.
Dalam penanganan tindak pidana selain korupsi, dia mengatakan Polri bekerja sama dengan BPK, Kejaksaan, KPK, PPATK, pengadilan, dan Lembaga Pemasyarakatan.
Riwayat
Badrodin, ayah dari dua anak Farouq Ashadi Haiti dan Fakhri Subhana Haiti ini, mengawali karir di kepolisian setelah menjadi lulusan terbaik Akpol 1982 adalah sebagai Komandan Peleton Sabhara Dit Samapta Polda Metro Jaya (1982), Kasubro Ops Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983), Kapolsek Pancoran Mas Polres Metro Depok Polda Metro Jaya (1983), Kabin Info PPKO Polda Metro Jaya (1984), Kabag Min Polres Aileu Polwil Timor Timur (1985), Kasat Serse Polres Metro Bekasi Polda Metro Jaya (1990), Kapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakpus Polda Metro Jaya (1993)
Kasat Serse Polres Metro Jakbar Polda Metro Jaya (1994), Wakapolres Metro Jaktim Polda Metro Jaya (1995), Pabungkol Spri Kapolri (1996), Pamen Mabes Polri (1997), Paban Madya Dukminops Paban II/Ops Sops Polri (1998).
Setelah 1982 - 1998 menjalankan tugas di Jakarta dan sekitarnya, Badrodin menjalani karir sebagai Kapolres Probolinggo Polwil Malang Polda Jatim (1999), Kapoltabes Medan (2000)
Direktur Reskrim Polda Jatim (2003), Kapolwiltabes Semarang Polda Jateng (2004), Kapolda Banten (2004), lalu kembali lagi ke Jakarta sebagai Sekretaris Lembaga Diklat Polri (2005).
Kemudian pindah tugas sebagai Kapolda Sulawesi Tengah (2006), kembali ke Jakarta sebagai Direktur I Bareskrim Polri (2008-2009), pindah lagi menjadi Kapolda Sumatera Utara (2009-2010)
Kadivkum Polri (2010), Kapolda Jawa Timur (2010-2011), Staf Ahli Kapolri (2011), Asisten Operasi Kapolri (2011-2013), Kabaharkam (2013-2014), dan Wakapolri sejak 2014.
Kini publik menunggu pelaksanan delapan agenda Kapolri Jenderal Pol Badrodin Haiti itu, yakni, pertama, memantapkan soliditas dengan melakukan reformasi internal Polri di bidang SDM, sarana prasarana dan anggaran. Kedua, melaksanakan revolusi mental SDM Polri melalui perbaikan sistem rekrutmen, peningkatan kesejahteraan, pendidikan dan latihan serta pengawasan.
Ketiga, memperkuat kemampuan pencegahan kejahatan dengan landasan prinsip pemolisian proaktif dan pemolisian yang berorientasi pada penyelesaian akar masalah. Keempat, memacu terbentuknya postur Polri yang lebih dominan sebagai pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat.
Lalu kelima, meningkatkan pelayanan yang lebih prima kepada publik. Keenam, meningkatkan kemampuan deteksi untuk memahami potensi akar masalah gangguan kamtibmas. Ketujuh, meningkatkan kemampuan mediasi dan solusi non represif lainnya dalam menyelesaikan masalah sosial yang berpotensi mengganggu kamtibmas. Kedelapan, meningkatkan kemampuan penegakan hukum yang profesional, terutama penyidikan ilmiah,guna menekan angka empat jenis kejahatan.