Jakarta (ANTARA) - Gagal finis sekali bisa mengubah segalanya tapi statistik terkini mendukung pebalap Red Bull Max Verstappen di saat ia mencoba menghalangi Lewis Hamilton memecahkan rekor delapan gelar juara dunia Formula 1 musim ini.
Kemenangan di Grand Prix Amerika Serikat akhir pekan lalu menjadi selebrasi kedelapan bagi sang pebalap berusia 24 tahun asal Belanda dari 17 balapan yang telah ia jalani musim ini, dibandingkan lima kemenangan bagi sang juara dunia tujuh kali dari tim Mercedes.
Selama 70 tahun sejarah Formula 1, hanya ada satu pebalap yang menang delapan kali dalam satu musim namun tidak keluar sebagai juara dunia.
Itu terjadi ketika Hamilton, yang mengoleksi 10 kemenangan pada 2016, kalah dari rekan satu timnya Nico Rosberg asal Jerman dalam perebutan gelar juara dunia.
Austin juga menyaksikan Verstappen memperpanjang rekor yang mungkin tak lama lagi bukan menjadi miliknya.
Tak ada pebalap lain yang memiliki begitu banyak kemenangan dalam karier tanpa meraih titel, seperti Verstappen, yang mengoleksi 18 kemenangan, mengungguli mendiang pebalap Inggris Stirling Moss dengan 16 kemenangan.
Dengan lima balapan tersisa hingga akhir musim, Hamilton tak lagi memiliki peluang menyamai catatan 11 kemmenangan yang ia raih pada 2020, 2019 dan 2018 dan bahkan sang pebalap Inggris kewalahan mengulangi rekor terburuk enam kemenangan yang ia raih pada 2017 di era mesin turbo hybrid V6 yang didominasi Mercedes.
Verstappen masih dapat menyamai rekor 13 kemenangan dalam satu musim yang dipegang Michael Schumacher (2004) dan Sebastian Vettel (2013).
Ia kini unggul 9-3 atas Hamilton dalam pole position dan 13-12 dalam finis podium, di saat sang pebalap Inggris menang 5-4 dalam hal lap tercepat.
"Walaupun Lewis memiliki pengalaman dan pernah memenangi kejuaraan dunia, saya tidak melihat itu sebagai keuntungannya sekarang," kata pebalap Australia Daniel Ricciardo bicara tentang kematangan Verstappen.
"Saya kira Max memiliki kemampuan untuk itu, dia memiliki pikiran yang cukup tenang dan dia telah membuktikan itu dengan sejumlah pebalap yang pernah ia hadapi tahun ini," kata Ricciardo dikutip Reuters.
Sementara itu Hamilton belum pernah memenangi titel di saat ia tidak memimpin klasemen menuju Austin, sirkuit yang telah ia menangi lima kali dalam delapan tahun terakhir dan tempat mengunci dua gelar juara dunianya.
Musim ini dia sempat tertinggal enam poin di belakang Verstappen, dan kini gap itu berganda menjadi 12 setelah balapan di Austin.
"Saya tidak akan menyebut ini kesimpulan dini dalam tahap ini musim ini," kata juara dunia 1996 Damon Hill kepada Sky Sports.
"Banyak kesialan yang bisa terjadi di olahraga ini dan 25 poin untuk setiap kemenangan akan tak berarti apa-apa bila Anda tidak finis, dan itu tentunya bisa terjadi.
"Dia (Hamilton) harus mulai menang lagi. Ini delapan melawan lima kemenangan, jadi sepertinya titel ini milik Max saat ini."
Dua balapan berikutnya akan bertempat di Meksiko dan Brazil, dua grand prix yang dipandang menguntungkan bagi Red Bull, sebelum musim ditutup dengan triple header di Qatar, Arab Saudi, dan Abu Dhabi.
Qatar dan Saudi menjadi tuan rumah balapan pada malam hari dan kedua negara itu debut di kalender F1 musim ini.