Meulaboh (ANTARA) - Empat anggota Satuan Polisi Pamong Praja Kabupaten Aceh Barat dan satu mahasiswa terluka saat unjuk rasa berujung ricuh di depan Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak kabupaten setempat di Meulaboh.
Kepala Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah Kabupaten Aceh Barat Dodi Bima Saputra kepada ANTARA, Rabu malam di Meulaboh mengatakan empat orang anggotanya terluka dan cidera saat pengamanan aksi.
“Empat anggota kita terluka setelah pendemo mendadak mencoba menerobos blokade pengamanan yang sudah kita jaga sesuai dengan batas dan ketentuan,” kata Dodi.
Ia merincikan, dari empat orang petugas yang terluka dan cidera, seorang diantaranya merupakan personel perempuan.
“Anggota kita cidera akibat terkena tendangan dan pukulan pendemo,” kata Dodi.
Dodi Bima Saputra mengatakan pengamanan aksi unjukrasa tersebut dilakukan bersama petugas kepolisian dari Polres Aceh Barat.
Ia juga membantah adanya seorang mahasiswa yang terluka akibat terkena pukulan petugas, akan tetapi mahasiswa yang terluka tersebut diduga saat aksi saling dorong bersama petugas saat kericuhan terjadi.
“Ada salah satu anggota pendemo yang cidera dan jatuh itu akibat teman-teman mereka menarik sendiri temannya hingga jatuh ke lantai,” katanya.
Dodi Bima Saputra juga menjelaskan berdasarkan laporan intelijen di lapangan, pihaknya menduga para pengunjukrasa diduga sudah menyusun rencana untuk membuat keributan saat berlangsung unjukrasa di depan gedung pemerintah daerah setempat.
Sementara itu, Sandy Mulyadi seorang mahasiswa yang terluka saat terjadinya kericuhan mengatakan dirinya terluka di bagian kepala kiri, setelah terkena pentungan petugas pengamanan.
Ia juga mengaku mengalami memar di bagian badannya setelah terkena pukulan.
“Jadi, tadi juga sudah divisum juga di rumah sakit,” katanya.
Ia mengaku masih merasakan sakit setelah terjatuh dan terkena pukulan saat terjadinya kericuhan.