Lagos (ANTARA Aceh) - Nigeria dan negara tetangganya kini memiliki kemampuan yang meningkat untuk menangani Boko Haram dan kelompok teror lain, kata Presiden Nigeria Muhammadu Buhari.
Buhari mengatakan itu di Abuja, Ibu Kota Nigeria, saat bertemu dengan Mohammed Ibn Chambas --Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB dan Kepala Kantor PBB untuk Afrika Barat.
Presiden Nigeria tersebut merujuk kepada pembentukan koalisi regional yang lebih kuat.
Presiden Buhari kembali menegaskan keyakinannya bahwa pengaktifan penuh dan penggelaran Satuan Tugas Gabungan Internasional yang telah dibentuk di bawah pengawasan Komisi Lembah Danau Chad akan menghasilkan kekalahan cepat dan penghapusan Boko Haram.
Ia menambahkan dengan Pusat Pemantau dan Komando militer Nigeria kini berada di Maiduguri, Borno, moral tentara di negara garis depan telah meningkat tajam, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.
Sebelumnya Ibn Chambas memuji Presiden Buhari atas tindakan positif dan kuatnya melawan pelaku teror.
Utusan PBB itu juga menyambut baik kunjungan Presiden Buhari ke Kamerun dan penegasan kembali komitmen Nigeria bagi penyelesaian damai bagi semua masalah perbatasan dengan Kamerun.
Kamerun telah mendeportasi lebih dari 2.000 warga Nigeria, yang tinggal di negara tersebut secara gelap, sebagai bagian dari langkah keamanan untuk menghindari serangan bunuh diri oleh petempur Boko Haram, kata beberapa sumber pada Jumat (31/7).
Surat kabar L'Oeil du Sahel melaporkan bahwa 2.500 warga Nigeria sudah "dikumpulkan" di Kousseri di bagian utara-jauh Kamerun dan dipulangkan ke negara mereka pada Kamis.
Surat kabar dua mingguan itu memuat foto di halaman Facebooknya, yang menunjukkan sejumlah truk --yang dipenuhi ratusan penumpang-- telah berangkat.
Seorang sumber yang dekat dengan pihak berwenang daerah membenarkan bahwa lebih dari 2.000 warga Nigeria "yang tak mengikuti peraturan telah diusir dari Kousseri".
Mey Aly, petugas sebuah lembaga swadaya masyarakat setempat, mengatakan sebagian besar warga Nigeria itu "telah melarikan diri dari kekejaman Boko Haram" untuk menjadi pengungsi di Kamerun.
Deportasi yang dilakukan pada Kamis itu berlangsung hanya satu hari setelah Presiden Buhari mengunjungi Kamerun untuk membicarakan upaya menangani ancaman yang meningkat oleh Boko Haram di kawasan itu.
Buhari dan timpalannya dari Kamerun berjanji untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam memerangi gerilyawan garis keras.
(Uu.C003)
Buhari mengatakan itu di Abuja, Ibu Kota Nigeria, saat bertemu dengan Mohammed Ibn Chambas --Wakil Khusus Sekretaris Jenderal PBB dan Kepala Kantor PBB untuk Afrika Barat.
Presiden Nigeria tersebut merujuk kepada pembentukan koalisi regional yang lebih kuat.
Presiden Buhari kembali menegaskan keyakinannya bahwa pengaktifan penuh dan penggelaran Satuan Tugas Gabungan Internasional yang telah dibentuk di bawah pengawasan Komisi Lembah Danau Chad akan menghasilkan kekalahan cepat dan penghapusan Boko Haram.
Ia menambahkan dengan Pusat Pemantau dan Komando militer Nigeria kini berada di Maiduguri, Borno, moral tentara di negara garis depan telah meningkat tajam, demikian laporan Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Ahad siang.
Sebelumnya Ibn Chambas memuji Presiden Buhari atas tindakan positif dan kuatnya melawan pelaku teror.
Utusan PBB itu juga menyambut baik kunjungan Presiden Buhari ke Kamerun dan penegasan kembali komitmen Nigeria bagi penyelesaian damai bagi semua masalah perbatasan dengan Kamerun.
Kamerun telah mendeportasi lebih dari 2.000 warga Nigeria, yang tinggal di negara tersebut secara gelap, sebagai bagian dari langkah keamanan untuk menghindari serangan bunuh diri oleh petempur Boko Haram, kata beberapa sumber pada Jumat (31/7).
Surat kabar L'Oeil du Sahel melaporkan bahwa 2.500 warga Nigeria sudah "dikumpulkan" di Kousseri di bagian utara-jauh Kamerun dan dipulangkan ke negara mereka pada Kamis.
Surat kabar dua mingguan itu memuat foto di halaman Facebooknya, yang menunjukkan sejumlah truk --yang dipenuhi ratusan penumpang-- telah berangkat.
Seorang sumber yang dekat dengan pihak berwenang daerah membenarkan bahwa lebih dari 2.000 warga Nigeria "yang tak mengikuti peraturan telah diusir dari Kousseri".
Mey Aly, petugas sebuah lembaga swadaya masyarakat setempat, mengatakan sebagian besar warga Nigeria itu "telah melarikan diri dari kekejaman Boko Haram" untuk menjadi pengungsi di Kamerun.
Deportasi yang dilakukan pada Kamis itu berlangsung hanya satu hari setelah Presiden Buhari mengunjungi Kamerun untuk membicarakan upaya menangani ancaman yang meningkat oleh Boko Haram di kawasan itu.
Buhari dan timpalannya dari Kamerun berjanji untuk memperkuat kerja sama antara kedua negara dalam memerangi gerilyawan garis keras.
(Uu.C003)