Simeulue (ANTARA) - Majelis Permusyawaratan Ulama Simeulue, Aceh, mengimbau masyarakat di kabupaten kepulauan tersebut tidak ikut-ikutan tren memelihara boneka arwah yang kini sedang viral.
"Tren memelihara boneka arwah layaknya seperti manusia yang saat ini dilakukan banyak orang di Indonesia. Kami imbau masyarakat Simeulue jangan ikut-ikutan," kata Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Simeulue Heriansyah di Simeulue, Kamis.
Menurut Heriansyah, mengikuti tren memelihara boneka arwah menyimpang dari ajaran agama Islam. Dalam Islam, perilaku seperti itu sangat dilarang karena menyimpang dari fitrah dan jiwa manusia.
Heriansyah, apa yang ditunjukkan kalangan yang memelihara boneka arwah tidak patut diikuti. Selain menyimpang perilaku itu hanya tren sesaat dan kemungkinan sebagai promosi penjualan boneka kepada masyarakat.
"Masyarakat Simeulue khususnya kalangan remaja, kami imbau tidak ikut-ikutan tren memelihara boneka arwah . Perilaku itu sangat tidak baik untuk dicontoh," ujar pimpinan Pesantren Ashabil Quran Simeulue itu.
Muliana, ibu rumah tangga di Simeulue, mengatakan tren memelihara boneka arwah saat ini banyak ditampilkan di berbagai media seperti televisi dan media sosial lainnya.
"Kami orang tua khawatir dengan tren itu. Semoga anak-anak di Pulau Simeulue ini tidak meniru apa yang saat ini banyak dilakukan mereka yang memelihara boneka arwah," ucap Muliana.
Tren memelihara boneka arwah tengah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat Indonesia. Beberapa artis memamerkan boneka arwah milik mereka. Bahkan, tren boneka arwah ini dianggap sebagai gaya hidup.
Boneka arwah dipercaya berisi roh pembawa keberuntungan, baik itu karir, ekonomi, dan juga status sosial lainnya, sehingga boneka arwah itu diperlakukan layaknya sebagai manusia.