Pepatah yang mengatakan "tidak mungkin bisul itu tumbuh ditempat yang sama" itu akrab terdengar setelah kawasan pesisir Aceh luluh-lantak dihantam dahsyatnya tsunami pada 26 Desember 2004.
Namun, pepatah itu pula agaknya telah dibuktikan sebagian masyarakat Aceh yang hingga kini masih menjadikan kawasan pantai tidak hanya tempat tinggal, tapi juga sumber ekonominya.
Setelah sembilan tahun tsunami berlalu, rumah-rumah dan tempat usaha di pesisir pantai di Aceh tumbuh dan perekonomian masyarakat pun menggeliat meski terkadang kurang memberi dampak kepada peningkatan kesejahteraan nelayan.
Di Kota Banda Aceh, misalnya di kawasan Lampulo dan Ulee Lheue yang merupakan wilayah terparah kehancuran akibat bencana tsunami sembilan tahun lalu kini sudah tumbuh menjadi pemukiman padat, aktivitas ekonomi masyarakat pun tergolong tinggi.
Karena tingginya aktivitas ekonomi di wilayah pesisir membuat pemerintah optimistis pertumbuhan investasi masa depan Aceh akan lebih baik dan maju yang akan dimulai dari wilayah pesisir dengan andalannya sektor perikanan.
Rasa optimistis itu tentunya bukan tidak beralasan sebab potensi bidang kelautan dan perikanan di perairan Aceh masih cukup besar karena selama ini hanya tergarap minimal dikarenakan keterbatasan sumberdaya nelayan dan alat tangkap yang terbatas.
Oleh karena itu, Gubernur Aceh Zaini Abdullah mengajak para pengusaha untuk menanamkan investasinya di bidang kelautan dan perikanan karena potensi sektor tersebut masih cukup potensial dikembangkan di provinsi itu.
"Kalangan dunia usaha, saya mengajak untuk mau berinvestasi bidang kelautan dan perikanan, mengingat sektor ini sangat berpotensi untuk kita kembangkan dalam upaya meningkatkan perekonomian Aceh dimasa mendatang," katanya menambahkan.
Gubernur menyadari bahwa pembangunan ekonomi Aceh tidak dapat hanya mengandalkan dari dana APBN, APBA, maupun APBK.
"Peran swasta dalam bentuk investasi, baik yang berasal dari luar negeri maupun dalam negeri sangat diharapkan. Untuk mempercepat realisasi investasi di Aceh, kami akan memberikan beberapa kemudahan baik yang berbentuk fiskal maupun non fiskal," katanya menjelaskan.
Zaini menjelaskan kemudahan yang akan diberikan pemerintah kepada investor dalam bentuk fiskal yakni berupa pembebasan dari segala jenis pajak maupun sewa lahan selama lima tahun, termasuk retribusi lainnya.
Sementara dalam bentuk non fiskal, Pemerintah Aceh akan memberikan kemudahan bagi investor sektor kelautan dan perikanan yakni dalam pelayanan perizinan, informasi dan jaminan keamanan serta kenyamanan dalam berinvestasi.
Gubernur juga meminta kepada para Kepala Satuan Kerja Perangkat Aceh untuk meningkatan investasi melalui peningkatan pelayanan kepada para investor yang ingin berinvestasi di provinsi ini.
"Hindari birokrasi yang berbelit-belit dan menghambat investasi. Terhadap regulasi yang menghambat investasi agar segera direvisi dalam upaya peningkatan investasi di Aceh," katanya menambahkan.
Tujuan meningkatkan investas yakni sebagai upaya peningkatan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat Aceh secara menyeluruh. "Karenanya saya bangga kepada pihak yang telah berinvestasi di kawasan industri perikanan di Lampulo sehingga tetap berjalan lancar seperti yang diharapkan," kata gubernur menjelaskan.
MENANTI KEBANGKITAN EKONOMI ACEH DARI LAUT
Selasa, 7 Januari 2014 18:33 WIB