Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kota Banda Aceh telah membangun dan merenovasi sebanyak 783 unit rumah untuk warga dhuafa atau kurang mampu di ibu kota provinsi Aceh terhitung sejak 2017 hingga April 2022 ini.
“Insyaallah di akhir periode, tahun ini bisa membangun/merehab 1.000 unit rumah layak huni bagi warga dhuafa di Banda Aceh,” kata Wali Kota Banda Aceh Aminullah Usman, di Banda Aceh, Selasa.
Aminullah menyampaikan, sumber anggaran dari pelaksanaan program bantuan rumah tersebut hanya mengandalkan APBK Banda Aceh, pengoptimalan penerimaan ZIS (Zakat, Infaq dan sedekah via baitul mal atau menggandeng dana CSR pihak ketiga.
“Kalau hanya dengan APBK saja tentu tidak cukup. Untuk itu kita optimalkan penggunaan dana zakat, CSR perusahaan, termasuk dukungan dari pemerintah provinsi,” ujarnya.
Aminullah menyebutkan, adapun rumah yang dibangun melalui dana zakat Baitul Mal Banda Aceh sudah membangun lebih dari 117 rumah dhuafa dan sebanyak 30 unit yang direhab.
Sedangkan melalui Dinas Perkim atau APBK, Pemko Banda Aceh sudah membangun 143 unit rumah dhuafa dan merehab 432 unit rumah bagi warga kurang mampu. Jumlah tersebut dipastikan masih terus bertambah tahun ini.
"Disamping itu, dukungan dana CSR Bank Aceh Syariah dan PDAM Tirta Daroy juga sangat bermanfaat sehingga kita berinovasi program pada bedah rumah ini," kata Aminullah.
Dalam kesempatan ini, Aminullah juga merincikan rumah bantuan layak huni yang telah dibangun sebanyak 783 dari 2017 sampai 2022 tersebut yakni 290 unit dibangun baru dan 493 unit renovasi.
"Jika kita hitung per tahun, maka pada 2017 ada 88 unit rumah, 2018 sebanyak 44 unit, 2019 ada 196 unit, 2020 mencapai 185 unit, 2021 hingga 199 unit, dan pada 2022 ini masih terus berjalan dengan 71 unit sudah dibangun," ujarnya.
Aminullah menegaskan, sudah menjadi komitmen dan program utama pemerintahannya mengentaskan rumah tidak layak huni dan permukiman kumuh di Banda Aceh. Karenanya, program pembangunan rumah dhuafa akan terus digalakkan hingga akhir periode kepemimpinannya.
“Ini juga bagian dari upaya kita untuk menekan angka kemiskinan dan pengangguran, sekaligus meningkatkan indeks kota layak huni Banda Aceh,” demikian Aminullah.