Banda Aceh (ANTARA) - Penjualan kue lebaran Idul Fitri 1443 H di pasaran Banda Aceh, masih lesu dan bahkan menurun jika dibandingkan pada tahun lalu.
Aurida Lathifah, penjual kue lebaran di Pasar Atjeh, Banda Aceh, Selasa, mengatakan pembeli menjelang lebaran ini tidak seramai tahun lalu. Memasuki 10 hari puasa puasa terakhir, pembeli kue lebaran masih jarang.
"Pembeli kue lebaran belum ramai, padahal sudah memasuki hari ke-20 Ramadhan. Tahun lalu, pembeli sudah ramai sejak memasuki puasa ke-15," kata Aurida Lathifah.
Menurut Aurida Lathifah, jika membandingkan dengan lebaran tahun lalu, penjualan sudah lima kali ganti kue. Akan tetapi, lebaran tahun ini baru dua kali.
Selain sepi pembeli, Aurida Lathifah, harga kue juga naik dari harga Rp45 ribu menjadi Rp50 ribu hingga Rp55 ribu per stoples. Kenaikan harga ini dampak dari kenaikan harga bahan baku.
"Bahan baku kue lebaran seperti minyak goreng, mentega, dan tepung sekarang mahal. Jadi, harga kue lebaran ikut naik," kata Aurida Lathifah menyebutkan.
Adapun kue lebaran yang menjadi incaran masyarakat pada tahun ini adalah kue mentega, seperti nastar, bangkit susu, sagon, dan juga kacang-kacangan. Kebanyakan kue yang laris bukan kue lebaran, tetapi kue khas Aceh.
Pembelinya masyarakat dan mahasiswa perantauan. Mereka membeli kue tradisional dan cemilan khas Aceh sebagai oleh-oleh untuk keluarga atau kerabat di kampung, kata Aurida Lathifah.
"Kue khas Aceh paling banyak dibeli seperti bolu ikan, emping, dan kopi, pisang sale, keukarah, melinjo," kata Aurida Lathifah.
Penjualan kue lebaran masih lesu
Selasa, 26 April 2022 10:38 WIB