Banda Aceh (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Aceh Besar membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanganan wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) terhadap ternak sapi dan kerbau di daerahnya.
“Mulai hari ini kita sudah membentuk Satgas PMK Aceh Besar, melalui SK (Surat Keputusan) Pj bupati,” kata Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Dinas Pertanian Aceh Besar, Firdaus di Aceh Besar, Senin.
Dinas Pertanian mencatat populasi sapi di Aceh Besar sebanyak 81.276 ekor dan kerbau sebanyak 6.401 ekor.
Hingga kini, sebanyak 7.229 ekor ternak yang tersebar di 20 kecamatan terinfeksi PMK dan sebanyak 2.356 ekor ternak di antaranya telah dinyatakan sembuh dan 26 ekor diantaranya dilaporkan mati.
Menurut Firdaus, kasus wabah PMK terus meningkat di Aceh Besar karena masyarakat yang masih abai dan tidak waspada terhadap penularan wabah PMK yang begitu masif.
“Banyak warga abai, tidak waspada, bahkan mencoba memasukkan hewan gejala PMK ke dalam lingkungan pasar hewan,” katanya.
Bahkan, kata dia, pada pelaksanaan hewan kurban di wilayah Sibreh, Kecamatan Suka Makmur ditemukan 13 ekor hewan kurban yang bergejala PMK.
Data posko PMK Aceh Besar, lanjut dia, kasus PMK terus menunjukkan peningkatan, dan belum menunjukkan melandai, baik yang dilaporkan oleh petugas peternakan maupun masyarakat.
“Sehingga aktivitas pasar hewan kawasan Sibreh untuk sementara ditutup sampai dengan waktu yang tidak ditentukan, menunggu instruksi selanjutnya,” katanya.
Oleh karena itu, pihaknya terus mensosialisasikan kepada masyarakat tentang penanggulangan PMK. Kemudian juga terus melakukan pengobatan terhadap ternak yang masih terinfeksi PMK.
“Kita sudah lakukan supply antibiotik, anti radang, penurun panas dan vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh serta desinfektan kandang,” katanya.
Namun, saat ini pihaknya masih belum melakukan vaksinasi PMK bagi ternak di Aceh Besar.
Pihaknya juga terus melakukan edukasi kepada masyarakat agar ternak mereka yang sehat mau dilakukan vaksinasi agar terhindari dari infeksi PMK.