Banda Aceh (ANTARA) - PT Pertamina mencatat realisasi penyaluran bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis Pertalite untuk provinsi Aceh telah mencapai 73 persen dari kuota yang tersedia 2022 sebanyak 421.468 kilo liter.
"Realisasi sampai akhir Juli dari kuota 421 ribu itu telah tersalurkan sebanyak 305 ribu kilo liter. Artinya sudah 73 persen dari kuota 2022 yang diberikan untuk Aceh," Section Head Communication Relation Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut Agustiawan, di Banda Aceh, Rabu.
Agus mengatakan, realisasi tahun ini memang sedikit lebih rendah jika dibandingkan dengan 2021 yang mencapai 438.685 kilo liter. Selisihnya lebih kurang sekitar 17 ribu kilo liter.
Agus menyampaikan, jika dilihat dari realisasi hingga Juli 2022 tersebut, maka selama ini penyaluran dilakukan sebesar 10 persen per hari. Karena itu dikhawatirkan, sisa kuota 120 ribu kilo liter saat ini tidak akan cukup sampai akhir tahun.
Tahun ini, kata Agus, masih tersisa lima bulan lagi hingga Desember 2022. Kemudian, kalau pola penyalurannya tetap dipertahankan seperti hari ini, maka dipastikan kuota untuk Pertalite Aceh akan habis pada 19 Oktober 2022.
"Setelah itu masyarakat mau dapat apa, masih ada November sampai Desember 2022, maka penyalurannya perlu diatur kembali," katanya.
Agus menuturkan, sampai hari ini usulan Pemerintah Aceh untuk penambahan kuota BBM subsidi sudah disampaikan ke Pemerintah Pusat. Namun, sampai hari ini belum mendapatkan jawaban dari sana.
Maka, pihaknya perlu mengatur penyalurannya kembali mengingat kebutuhan masyarakat Aceh di lapangan untuk Pertalite cukup besar.
"Dengan kondisi ini, kira-kira wajar tidak jika terjadi kelangkaan, bukan langka sebenarnya, tetapi kuotanya yang harus kami atur kembali supaya bisa sampai ke akhir Desember 2022," katanya.
Agus menambahkan, pihaknya juga tidak bisa mengatur penyaluran dari Januari-Desember 2022 dengan jumlah rata-rata sama per bulan dari kuota yang tersedia. Karena akan bermasalah pada hari-hari besar.
"Kalau kami pukul rata setiap bulan, khawatirnya nanti ketika momen tertentu, Ramadhan, Idul Fitri, Natal dan Tahun Baru terjadi gejolak di masyarakat. Maka dari itu kita punya yang namanya menjaga penyaluran harian dan bulanan," demikian Agustiawan.