Simeulue (ANTARA) - Pedagang ikan di Pasar Sinabang, ibu kota Kabupaten Simeulue mengeluhkan kurangnya pembeli.
Jhoni (43), pedagang ikan di Simeulue, Rabu, mengaku imbas kenaikan harga BBM berpengaruh terhadap harga ikan. Harga ikan mengalami kenaikan, sehingga pembeli berkurang.
"Naiknya harga BBM saat ini berdampak pada harga ikan. Sebab, nelayan yang melaut menaikkan harga ikan," kata Jhoni.
Saat ini, harga ikan dencis sebelumnya dijual Rp 15 ribu naik menjadi Rp 30 ribu per kilogram. Begitu juga untuk ikan tongkol yang sebelumnya Rp20 ribu, kini Rp35 ribu hingga Rp40 ribu per kilogram.
Begitu juga dengan harga ikan jenis karang, seperti kerapu dan jenis ikan lainnya, dijual Rp75 ribu dari sebelumnya hanya Rp40 ribu per kilogram.
Jhoni mengatakan kenaikan harga ikan tersebut berdampak pada penjualan ikan miliknya. Biasanya dalam sehari ia menjual hingga tiga fiber, kini hanya terjual satu fiber.
"Dalam satu fiber harganya Rp 600 hingga Rp 800 ribu. Dampaknya, pendapatan jauh menurun setiap harinya," ujar Jhoni.
Firdaus, nelayan menggunakan perahu bermotor, menuturkan sejak BBM naik hasil tangkapannya setiap hari menurun. Sebab, jarak tempuhnya melaut sudah dikurangi untuk menghemat BBM.
"Lokasi memancing dibatasi untuk menghemat BBM, sehingga hasil tangkapan juga menurun setiap harinya," kata Firdaus.
Firdaus berharap Pemerintah memberikan subsidi BBM khusus nelayan sehingga nelayan di Simeulue ini tidak kesulitan.
"Semoga ada perhatian dari pemerintah bagi kami nelayan kecil ini," harap Firdaus.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Simeulue Isdawati mengatakan hingga saat ini belum ada subsidi khusus pada nelayan. Baik itu subsidi BBM maupun bantuan lainnya.
"Untuk saat ini belum ada subsidi dari pemerintah. Semoga ke depan nanti ada," ujar Isdawati.
Pedagang ikan di Simeulue keluhkan kurangnya pembeli
Rabu, 7 September 2022 18:44 WIB