Banda Aceh (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Aceh menyatakan program digitalisasi keuangan melalui implementasi QRIS melampoi target yang ditetapkan.
“Penggunaan uang digital ini untuk mempermudah proses transaksi Pelaku UMKM di Provinsi Aceh,” kata Kepala OJK Aceh, Yusri di Banda Aceh, Kamis.
Pernyataan itu disampaikannya di sela-sela Rapat Koordinasi dan Evaluasi Program Kerja TPAKD Tahun 2022 dan Pembahasan Rencana Program Kerja TPAKD Tahun 2023.
Ia menyebutkan Implementasi program di tahun 2022 mengalami peningkatan sebanyak 28.092 merchant posisi November 2022 atau meningkat sebesar 561,84 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 5.000 merchant.
Ia mengatakan OJK Aceh sepanjang tahun 2022, senantiasa proaktif dan kolaboratif mengajak para pemangku kepentingan untuk terus bersinergi meningkatkan akses keuangan masyarakat Aceh.
“Alhamdulillah program-program yang ditetapkan pada tahun 2022 capaiannya sangat baik,” katanya.
Menurut dia untuk program gerakan menabung pelajar sepanjang tahun 2022, jumlah tabungan pelajar melalui simpel/tabungan anak BAS mengalami peningkatan sebanyak 36.971 rekening atau meningkat sebesar 184,85 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 20.000 rekening.
“Program ini bertujuan meningkatkan akses keuangan Pelajar Se-Provinsi Aceh,” katanya.
Kemudian program peningkatan investor muda di Pasar Modal yang ditujukan agar para mahasiswa/i di Provinsi Aceh melek investasi sejak dini.
Di tahun 2022, rekening saham mengalami peningkatan sebanyak 35.008 rekening atau meningkat sebesar 350,01 persen dari target yang ditetapkan sebanyak 10.000 rekening.
Selanjutnya program Perluasan Akses Keuangan Dan Pembinaan UMKM Provinsi Aceh melalui Bussiness Matching dan penyaluran Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR).
“Program ini berkerjasama dengan PT LKMS Mahirah Muamalah dan di tahun 2022 LKMS Mahirah Muamalah telah menyalurkan K/PMR sebanyak 257 debitur dengan nominal sebesar Rp1.882.000.000,- sejak Januari sampai November 2022,” katanya.
Program Gerakan Cerdas Keuangan Syariah dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman masyrakat Aceh terkait dengan keuangan syariah.
Sepanjang tahun 2022, OJK Aceh telah melaksanakan kegiatan sosialisasi dan edukasi sebanyak 48 (empat puluh delapan) kegiatan di berbagai daerah se-provinsi Aceh.
Ia menambahkan realisasi program inisiasi daerah Provinsi Aceh dalam rangka pengembangan UMKM telah meluncurkan aplikasi Acehpreneurpada bulan Juli 2022 sebagai aplikasi pengembangan kewirausahaan terpadu dan saat ini terdata 2.167 pelaku UMKM yang tergabung.
Selanjutnya, adanya Program Jaminan Pembiayaan Syariah Aceh (JPSA) yang telah masuk ke dalam Prolegda dengan target pada tahun 2022 diharapkan dapat direalisasikan melalui Qanun.
Pihaknya berharap kegiatan tersebut menjadi ruang koordinasi antara pemerintah dan IJK untuk bersinergi meningkatkan ketersediaan akses keuangan bagi masyarakat dalam rangka mendukung perekonomian daerah.
Bank Indonesia Provinsi Aceh mencatat penggunaan uang elektronik melalui Qris di provinsi ujung paling barat Indonesia itu selama 2022 pesat dibanding tahun sebelumnya.
“Pertumbuhan ini tidak terlepas dari meningkatnya literasi keuangan masyarakat untuk menggunakan uang elektronik dalam kegiatan sehari-hari,” kata Kepala Bank Indonesia Provinsi Aceh, Achris Sarwani.
Ia mengatakan untuk meningkatkan penggunaan uang elektronik tersebut, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Aceh telah melakukan berbagai upaya dengan berkolaborasi bersama Penyedia Jasa Pembayaran (PJP), Pemda, komunitas, dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendorong user experience QRIS melalui berbagai program menarik, seperti cashback & discount transaksi menggunakan QRIS.
Sementara untuk meningkatkan literasi masyarakat mengenai berbagai instrumen pembayaran digital, telah diselenggarakan berbagai kegiatan strategis seperti Meugah Festival Aceh, dan Pekan QRIS Nasional.