Aceh Timur (ANTARA) - Harga beras premium di Kabupaten Aceh Timur mengalami kenaikan dari berkisar Rp160 ribu hingga Rp170 ribu kini menjadi Rp185 ribu per karung isi 15 kilogram.
Ihsan, pedagang beras di Aceh Timur, Sabtu, mengatakan, naiknya harga beras sudah terjadi akibat persediaan gabah semakin berkurang.
"Persediaan gabah minim karena belum musim panen, sehingga banyak pabrik padi mengambil gabah dari luar daerah," kata Ihsan.
Bukan hanya beras jenis premium, beras kualitas sedang dan rendah juga mengalami kenaikan berkisar Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per karung.
Menyusul naiknya harga beras, para pedagang mulai menjual beras dalam berbagai ukuran, mulai dari lima kilogram, 10 kilogram, 15 kilogram, serta 30 kilogram.
“Beras dengan ukuran lima kilogram dulu agak susah tersedia di pasaran, tapi sekarang sudah mulai rata dijual,” kata Ihsan.
Danil, pedagang beras lainnya, mengatakan, naiknya harga beras selain persediaan gabah yang berkurang, juga dipengaruhi harga produksi yang meningkat.
"Belum lagi biaya BBM mahal. BBM mahal, maka otomatis seluruh upah dan modal yang dikeluarkan pihak distributor akan juga meningkat,” katanya.
Selain itu, kata Danil, naiknya harga beras juga akibat langkanya pasokan gabah (padi—red) ke agen pengumpul di tingkat kecamatan.
“Saat ini rata-rata petani belum panen, bahkan sebagian petani juga baru siap tanam padi, sehingga pasokan gabah minim sekali di Aceh,” kata Danil.
Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Kabupaten Aceh Timur, Sofyan mengatakan kendati harga beras naik, namun persediaan kebutuhan pokok tersebut di pasaran masih tercukupi.
“Persediaan beras masih cukup di pasaran karena rata-rata pedagang mendatangkan beras dari luar Aceh Timur, seperti Aceh Utara, Kota Langsa, Aceh Tamiang, Bireuen dan Pidie,” kata Sofyan.