Sigli (ANTARA) - Sebanyak 15 rohingya gagal kabur dari lokasi pengungsian di komplek Yayasan Mina Raya Gampong Leun Tanjong Padang Tiji Kabupaten Pidie.
“Mereka diamankan di Mapolres Pidie karena melarikan diri ke perkebunan warga di Padang Tiji,” kata Kapolres Pidie AKBP Imam Asfali, Rabu.
Hal tersebut disampaikannya usai pertemuan dan audensi WNA delegasi IOM Uni Eropa terkait penanganan pengungsi rohingya di Pondopo Bupati Pidie.
Imam Asfali menambahkan 15 orang tersebut masih diinterogasi di Polres untuk penyelidikan, di mana akan digali mengenai apa motif mereka kabur.
Pihaknya berharap pengamanan di lokasi camp pengungsian harus lebih ketat untuk mencegah kejadian itu terulang lagi.
Ia meminta untuk dipasangkan pengamanan CCTV di sekitar camp, sehingga ke depan akan lebih mudah dalam penanganan.
Selain itu, hal tersebut juga penting guna mengetahui kegiatan mereka serta mengantisipasi tindakan kriminal yang ditimbulkan dari para pengungsi, seperti sebelumnya ditemukan barang-barang senjata tajam yang dimiliki oleh para pengungsi.
Pj Bupati Pidie, Wahyudi Adisiswanto meminta kepada lembaga internasional untuk membantu pengamanan yang lebih ketat dari sebelumnya dan membantu memberikan data-data dari para pengungsi saat ini.
“Jika kondisi pengungsi itu sudah lebih baik, kita akan mengarahkan kemana tujuan mereka,” kata Wahyudi Adisiswanto.
Ia juga berharap ada kerja sama antara pengungsi dengan pemerintah karena semakin lama ada isue kurang bagus sehingga ada antisipasi terhadap pengungsi tersebut. Bahkan prasangka buruk juga timbul dari masyarakat ditakutkan akan menjadi konflik dengan masyarakat.
Menanggapi ikhwal tersebut, WNA delegasi IOM Uni Eropa, Michelle Cicic mengatakan sangat menghargai saran tersebut dan akan mempertimbangkan poin-poin itu untuk keamanan pengungsi dan masyarakat setempat.
Disamping itu, akan bekerja sama dengan Dinsos serta melibatkan masyarakat sekitar untuk membantu kebersihan camp pengungsi, dan juga akan memberikan perhatian kepada masyarakat sekitar pengungsi.
“Sehingga mencegah konflik dan kecemburuan sosial diantara masyarakat dan pengungsi yang mana beredar isu bahwa kepedulian bantuan yang diberikan lebih kepada pengungsi,” kata Michelle Cicic.