Banda Aceh (ANTARA) - Komunitas Konservasi Penyu Lampuuk menyebut sekitar 400 ekor tukik jenis Lekang (Lepidochlys olivacea) dan Belimbing (Dermochelys Coriacea) telah dilepasliarkan ke laut Aceh sepanjang awal tahun 2023, dalam upaya melestarikan dan menjaga keseimbangan ekosistem laut.
“Hari ini kita lepas 88 ekor tukik lekang. Sepanjang 2023 ini kita sudah melakukan pelepasan sebanyak tujuh kali dengan total sekitar 400 ekor tukik,” kata Koordinator Lapangan Komunitas Konservasi Penyu Lampuuk, Ikhsan Jamaluddin di Aceh Besar, Jumat.
Ia menjelaskan, tukik yang dilepasliarkan umumnya jenis lekang dan belimbing. Tukik ini merupakan hasil penangkaran telur-telur penyu didapatkan selama November dan Desember 2022, saat patroli kawasan pantai Lampuuk dan Lange, Lhoknga, Aceh Besar.
Baca juga: Konservasi penyu lepaskan 34 tukik belimbing ke laut di Aceh Besar
Pihaknya memindahkan telur-telur tersebut dari bibir pantai ke tempat yang lebih aman dari pemburu, sekaligus menjadi tempat penangkaran untuk penetasan menjadi tukik atau anak penyu.
“Untuk menetas kita harus menunggu selama 50-60 hari. Kemudian setelah menetas, tukik tersebut kita lakukan karantina selama 4-6 hari, baru kemudian kita lepas liarkan ke laut,” kata Ikhsan.
Selain hasil patroli, kata Ikhsan, pihaknya juga kerap menerima telur penyu dari pemburu di kawasan setempat untuk ditetaskan. Pihaknya juga membayar setiap telur penyu yang diberikan oleh warga kepada mereka untuk penetasan.
“Telur selama ini kita dapatkan hasil patroli, dan ada juga beberapa pemburu yang memberi telur ke konservasi, namun tetap kita ganti jerih payah dia, makanya kita selalu butuh donasi,” ujarnya.
Baca juga: Penyu belimbing ditemukan mati di Pulau Simeulue
Ikhsan menambahkan, pelepasan tukik itu dilakukan sebagai upaya mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga keseimbangan biota laut. Pihaknya terus berupaya soal itu, dan berharap semakin banyak masyarakat yang terlibat dalam konservasi penyu.
“Penyu ini memiliki peranan penting dalam ekosistem laut, jadi dia seperti merawat karang, mengontrol populasi ubur-ubur juga menjaga kehidupan bibit-bibit ikan,” ujarnya.
Apalagi, lanjut dia, penyu tergolong dalam satwa dilindungi yang terancam dari kepunahan. Sebab itu, dia mengimbau masyarakat untuk berhenti memburu telur penyu dan kemudian beralih untuk menyelamatkan penyu.
“Persentase bertahan hidup tukik ini setelah dilepasliarkan ke laut hanya 1-5 persen. Misal tukik yang kita lepas pada musim ini, itu yang selamat (dari predator) mungkin hanya satu atau tiga ekor tukik,” ujarnya.
Baca juga: Polisi gagalkan penyelundupan 15 penyu hijau