Calang (ANTARA) - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Aceh Jaya Muslem D meminta Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh untuk lebih serius menangani konflik satwa dengan manusia kabupaten setempat.
“Kita sangat berharap pihak BKSDA serius menangani kasus konflik satwa liar dengan manusia di Aceh Jaya yang kerap dilaporkan beberapa bulan terakhir ini,” kata Ketua DPRK Aceh Jaya Muslem D, di Aceh Jaya, Senin.
Baca juga: DPRA minta pemerintah susun strategi pengelolaan satwa liar di Aceh
Kata Muslem, konflik satwa dan manusia akhir-akhir ini kerap terjadi di Aceh Jaya terutama di wilayah Kecamatan Pasie Raya, Panga, Krueng Sabee Jaya dan Indra Jaya.
Bahkan, hingga hari ini dirinya telah menerima banyak keluhan masyarakat terkait gangguan satwa liar seperti gajah tersebut, karena itu persoalan ini harus dianggap urgen dan segera ditangani.
“Sudah puluhan laporan masuk kepada kami selaku wakil rakyat dan puluhan hektar tanaman pertanian maupun perkebunan yang telah mengobrak-abrik kawanan gajah, dan ada juga laporan terkait satwa harimau sumatera yang kerap memangsa ternak masyarakat baru-baru ini,” ujarnya.
Dirinya menambahkan, selain konflik gajah, di Aceh Jaya juga ada kemunculan buaya di lokasi wisata seperti pantai Sayeung Desa Gampong Baro Kecamatan Setia Bakti Kabupaten Aceh Jaya, masalah ini juga belum teratasi.
Baca juga: Anggota DPRA minta polisi selesaikan kasus pembunuhan harimau Aceh Timur dengan keadikan restoratif
"Konflik satwa liar yaitu gajah, harimau dan buaya ini harus mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Aceh Jaya maupun BKSDA sebagai leading sektor tentunya," demikian Muslem D.
Baca juga: Tim BKSDA Aceh kerahkan gajah jinak halau gajah liar