Mencari ampunan lewat tradisi suluk di bulan suci Ramadhan
Jumat, 31 Maret 2023 17:10 WIB
Sri perempuan kelahiran Jakarta yang sudah lama menetap di Darussalam, Aceh Besar ini sudah rutin mengikuti tradisi penyucian jiwa di Darul Aman setiap tahun selama Ramadhan. Kegiatan itu pertama kali diikuti sebelum tahun 2004.
Ia ketagihan menjadi jamaah suluk di Darul Aman karena merasakan ketenangan selama proses penyucian jiwa itu. Karena itu tiap tahunnya, ia tidak ingin melewatkan kesempatan tersebut meskipun hanya ikut selama 10 hari saja.
"Ada rasa takut selama ikut suluk saat pertama kali, tetapi saya merasa tenang sehingga membuat ketagihan dan merasa ingin melakukannya lagi. Alhamdulillah, keterusan hingga sekarang," katanya.
Baca juga: Bupati Aceh Barat bagikan bantuan kain sarung untuk jamaah Suluk
Selama suluk, jemaah diharuskan menginap di ruangan sepetak yang telah disediakan Darul Aman. Dayah itu juga menyediakan konsumsi sahur dan berbuka puasa untuk jamaah. Para jamaah cukup membayar Rp160 ribu untuk mendapatkan fasilitas tersebut selama 10 hari.
Sri mengatakan bahwa jemaah memiliki pantangan atau hal-hal yang dilarang saat suluk, yakni tidak diperkenankan makan makanan yang berdarah, berpengawet, penyedap, serta daging-dagingan.
"Makanan seperti itu dilarang dengan tujuan untuk menjaga kesehatan kami sehingga disini kami lebih banyak makan sayur-sayuran," ujarnya.
Selain itu, jamaah suluk juga tidak dibenarkan banyak berbicara, tertawa besar, dan banyak tidur. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar para jamaah memfokuskan diri dalam beribadah.
"Kita tidur cuma dua jam, lainnya beribadah. Kadang ada juga istirahat sekadar untuk mengembalikan tenaga agar kuat dan khusyuk saat beribadah," kata Sri.