Haeqal juga menyampaikan bahwa PMI Banda Aceh terus menerus melakukan berbagai upaya untuk memenuhi kebutuhan darah yang sampai saat ini tidak semuanya mampu terpenuhi.
Seperti hal nya kebutuhan darah untuk Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUZA) Banda Aceh sebanyak 4.500 kantong setiap bulannya, namun hanya mampu dipenuhi oleh PMI Kota Banda Aceh sekitar 40-90 persen saja.
"Saat ini kita bisa penuhi sampai 100 persen kebutuhan darah untuk rumah sakit yang jumlah kebutuhan darahnya tidak begitu banyak seperti Rumah Sakit Harapan Bunda dan RSUD di kabupaten lainnya yang sudah bekerja sama dengan PMI," ujarnya.
Baca juga: Dolar melemah karena mata uang komoditas naik
Menurut Haeqal, agar kebutuhan darah ini mampu terpenuhi, maka perlu upaya yang membangkitkan kesadaran masyarakat untuk hidup sehat.
Dirinya bersyukur kesadaran itu sudah tumbuh di kalangan masyarakat Banda Aceh yang ditandai dengan semakin bertambahnya jumlah pendonor sukarela.
"Terdapat sekitar 8.000 sampai 10.000 pendonor sukarela yang rutin mendonorkan darahnya setiap dua bulan sekali yang umumnya berasal dari Banda Aceh," katanya.
Dirinya juga menambahkan, sebagai upaya menjaga ketersediaan stok darah, PMI Banda Aceh kembali mengingatkan pendonor sukarela yang telah mencapai masa donor setelah dua bulan.
"Kita akan informasikan kalau sudah sampai masanya bisa donor," demikian Ahmad Haeqal Asri.