Jakarta (ANTARA Aceh) - Pada 13 Desember 1937 di Jakarta, empat wartawan muda Adam Malik, AM Sipahoetar, Pandoe Kartawigoena, dan Soemanang, mendirikan Kantor Berita Antara sebagai kantor berita perjuangan melawan propaganda informasi dari rezim kolonial Belanda saat itu.
Tatkala Tanah Air diduduki Jepang pada 1942, Kantor Berita Antara juga dicaplok oleh rezim fasis dari Negeri Matahari Terbit itu dengan mengganti nama Antara menjadi Kantor Berita Domei. Meskipun dikuasai Jepang, perjuangan awak redaksi pribumi dalam mewujudkan Kemerdekaan RI tak pernah surut.
Alhasil, kantor berita ini bisa menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan RI hingga ke dunia internasional. Keberhasilan Antara menyiarkan Proklamasi Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 ke seluruh dunia adalah wujud kecintaan dan baktinya yang besar bagi perjuangan bangsa Indonesia.
Dari buku Catatan Politik Pengalaman Wartawan Antara karya Ismet Rauf dan Saleh Danny Adam (2002:11) disebutkan rencana penyebarluasan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia dipimpin oleh Adam Malik yang mendiktekan naskah proklamasi dari tempat persembunyiannya karena dikejar-kejar tentara Jepang.
Adam Malik dibantu Pangulu Lubis, satu-satunya orang Antara yang diminta bersiap-siap menyebarkan berita Proklamasi dengan mengatakan "bersiap-siap menyiarkan sebuah berita penting".
Setelah teks Proklamasi dibacakan Soekarno, Adam Malik menelepon redaksi Antara, diterima oleh Asa Bafagih yang diminta untuk menyampaikannya kepada Pangulu Lubis dengan berpesan "Jangan sampai gagal".
Pangulu mengirimkan naskah ke bagian radio dengan menyelipkannya dalam morse-cast Domei, di antara berita-berita yang telah dibubuhi izin Hodohan. Markonis Soegirin menjaga agar teks Proklamasi itu tersiar dan Markonis Wua yang mengirimkan. Menyebarlah berita Proklamasi Kemerdekaan RI ke penjuru negeri dan mancanegara.
Antara menjadi kantor berita resmi negara dengan nama Lembaga Kantor Berita Nasional Antara yang berada langsung di bawah Presiden Republik Indonesia. Dalam Keputusan Presiden Nomor 307 Tahun 1962 tertanggal 24 September 1962 nama Antara diubah menjadi Lembaga Kantor Berita Nasional Antara.
Seiring dengan pemberlakuan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers yang antara lain menyebutkan setiap perusahaan pers harus berbentuk badan hukum Indonesia (pasal 9 ayat 2), Antara berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Umum Lembaga Kantor Berita Nasional Antara, berbentuk badan hukum sebagai Perusahaan Umum (Perum) dan menjadi salah satu badan usaha milik negara.
Dengan adanya Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2007 itu maka Lembaga Kantor Berita Nasional Antara yang didirikan berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 307 Tahun 1962 sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Nomor 85 Tahun 1966, yang merupakan kelanjutan dari Naamloze Vennootschap (NV) Kantor Berita Antara yang didirikan pada tanggal 13 Desember 1937, dibubarkan dengan ketentuan segala hak dan kewajiban, kekayaan serta karyawan Lembaga Kantor Berita Nasional Antara beralih kepada perusahaan umum yang bersangkutan.
Dalam Peraturan Pemerintah itu juga disebutkan bahwa pemerintah memberikan penugasan khusus kepada Antara untuk melakukan peliputan dan penyebarluasan informasi yang cepat, akurat dan penting ke seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia dan dunia internasional.
Antara dapat diberi penugasan lain di bidang pers oleh Menteri Teknis (Menteri Teknis adalah menteri yang mempunyai kewenangan mengatur kebijakan sektor tempat Antara melakukan kegiatan usaha, sejauh ini Menteri Komunikasi dan Informatika) dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Rencana penugasan dikaji bersama antara Antara, Menteri (Menteri adalah menteri yang ditunjuk dan/atau diberi kuasa untuk mewakili pemerintah sebagai pemilik modal pada Antara, sejauh ini oleh Menteri BUMN), Menteri Keuangan, dan Menteri Teknis, yang dikoordinasikan oleh Menteri Teknis.
Maksud dan tujuan Perum LKBN Antara adalah menyelenggarakan usaha yang bertujuan untuk kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa di bidang pers yang berkualitas dengan harga yang terjangkau oleh masyarakat berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan yang sehat.
Untuk mencapai maksud dan tujuan, Perum LKBN Antara menyelenggarakan kegiatan peliputan dan/atau penyebarluasan informasi kegiatan kenegaraan dan kemasyarakatan baik di tingkat nasional, daerah, maupun internasional; penyediaan jasa berita, foto jurnalistik, grafik, data seketika, audio visual, teknologi informasi, dan multimedia lainnya yang berkaitan dengan kegiatan kenegaraan dan kemasyarakatan; penyediaan jasa apresiasi dan pendidikan jurnalistik, serta pendidikan multimedia; penyelenggaraan media elektronik, penerbitan dan percetakan; dan kegiatan usaha lain yang sesuai dengan maksud dan tujuan Perum LKBN Antara.
Sinergi BUMN
Sejak kepemimpinan direksi baru yang dinakhodai oleh Direktur Utama Perum LKBN Antara Meidyatama Suryodiningrat bersama Direktur Pemberitaan Aat Surya Safaat dan Direktur Komersial dan IT Hempi N Prajudi yang dilantik 22 Januari 2016, serta jajaran dewan pengawas yang diketuai DJ Nachrowi dengan anggota dewan pengawas Mabruri, Boni Hargens, dan Deddy Hermawan, Kementerian BUMN mengarahkan Antara untk bersinergi dengan BUMN lain.
Pemerintah menyinergikan empat BUMN, yakni Perum LKBN Antara, PT Balai Pustaka, Perum Percetakan Negara, dan Perum Produksi Film Negara, ke dalam satu entitas konsorsium "National Publishing and News Corporation (NPNC)" dan pembinaannya dilakukan oleh Deputi Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Kementerian BUMN Fajar Harry Sampurno.
NPNC resmi memiliki kantor sekretariat di lantai 7 Wisma Antara di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 17, Jakarta Pusat, per 11 Maret 2016.
NPNC memproduksi buku (agenda, laporan tahunan perusahaan, RKAP, prospektus), pencetakan dokumen negara, kartu ATM, kartu kredit/debit, smart card dengan standar sekuriti dan teknologi terbaru. Kemudian usaha penerbitan, jasa grafika, multimedia dan solusi dokumen, film dokumenter, animasi, konten digital, aplikasi, iklan, komunikasi pemasaran, layanan foto.
Selain itu, juga melakukan "event organizer" seperti pelatihan pembuatan film, pelatihan menulis, pelatihan jurnalistik, penyelenggara pameran serta festival film.
NPNC juga diikutsertakan dalam proses tender yang diselenggarakan oleh Kementerian atau Lembaga Pemerintah atau non-Pemerintah, BUMN, anak perusahaan BUMN.
NPNC sukses menggelar "Indonesia Business & Development Expo" (IBDExpo) pada 8-11 September 2016 di Jakarta Convention Center. Direktur Komersial dan IT Hempi N Prajudi selaku Ketua Panitia IBDExpo menyampaikan bahwa pameran itu dihadiri setidaknya 43 ribu orang.
Selama pameran berlangsung, para pengunjung dari kalangan profesional maupun pelajar dan mahasiswa dapat menyaksikan dan menggali informasi tentang perkembangan kinerja, inovasi, dan peran BUMN dalam pembangunan melalui program BUMN Hadir untuk Negeri serta komitmen BUMN dalam membangun dan memberdayakan daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Indonesia.
IBDExpo 2016 diikuti 123 perusahaan, 112 di antaranya adalah BUMN, bersama sejumlah mitra binaannya, beberapa BUMD, serta masing-masing satu BUMN dari Malaysia, Singapura, dan China.
IBDExpo 2016 juga menghadirkan sejumlah "side event" seperti kuliah Kementerian BUMN, "business matching", "sharing session" dengan sejumlah holding BUMN asing, dan BUMN "career opportunity".
Terkuat
Meidyatama Suryodiningrat sejak dilantik menjadi Direktur Utama Perum LKBN Antara bertekad menjadikan kantor berita bersejarah ini sebagai lembaga penyiaran yang terkuat se-Asia Tenggara.
"Cita-cita kami, adalah bagaimana Antara dengan aset yang dimilikinya menjadi yang terkuat di seluruh kawasan Asia Tenggara," kata Dimas, panggilan akrabnya. Antara bukan sekadar menjadi jendela Indonesia tetapi dapat menjadi ikon untuk menarik investasi.
Dimas juga menginginkan Antara memiliki konvergensi dalam dunia digital yang lebih kuat, karena perubahan dunia yang mengarah ke digital. Ke depan, Antara ingin adanya konvergensi digital.
Caranya menyatukan format berita antara teks, foto dan audio visual, sesuai perkembangan zaman selain penyaluran berita yang relevan pada media seluruh Indonesia serta memperkuat jaringan di luar negeri, sehingga Antara menjadi yang terkuat di Asia Tenggara.
Sementara itu Direktur Pemberitaan Aat Surya Safaat mengatakan Antara dalam memberikan layanan publik harus bisa menjadi rumah penjernihan informasi publik di tengah maraknya berita palsu di dunia maya, terutama di media sosial.
"Banyaknya berita 'hoax' di media sosial itu saya pikir bagian dari efek kemajuan teknologi. Di sinilah pentingnya Antara sebagai rumah penjernihan informasi," ujar Aat pada sebuah acara dialog interaktif "Mengapa Saya Memilih Jadi Wartawan" belum lama ini.
Rumah penjernihan informasi dapat diterapkan oleh Antara dengan menyajikan berita aktual, faktual, tidak berpihak, dan sesuai kaidah jurnalistik lainnya tanpa mengesampingkan misi berita untuk mendidik, memberdayakan dan mencerahkan. Selain itu, Antara harus turut menjaga semangat kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kantor Berita Antara juga harus berperan dalam menghadirkan informasi terverifikasi dan bertanggung jawab di dunia media sosial sehingga bisa turut meluruskan informasi yang beredar.
Media sosial Antara harus kuat, jadi timnya juga harus gencar. Ini menjadi harapan banyak orang agar tidak ada simpang siur informasi.
Sebagai kantor berita resmi negara, setiap informasi yang disebarluaskan oleh Antara semestinya tidak sekadar informatif tetapi juga menjunjung tinggi kredibilitas dalam bingkai Negara Kesatuan RI. Dirgahayu Antara!.