Meulaboh (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Nagan Raya, Provinsi Aceh, mengerahkan tim untuk menelusuri hilangnya sumber air di sawah masyarakat di Desa Paya Baro, Kecamatan Meureubo, akibat terdampak lingkungan terkait penambangan batu bara.
“Saat ini kami sedang berada di lapangan guna menelusuri laporan masyarakat terkait hilangnya sumber air di sawah,” kata Kepala DLHK Kabupaten Aceh Barat, Bukhari di Meulaboh, Rabu.
Ia menyebutkan tim tersebut nantinya bekerja untuk memastikan laporan masyarakat bahwa sumber air sawah hilang karena adanya penimbunan di kawasan Geunang Krueng Neubok.
Baca juga: Warga Aceh Barat protes tambang batu bara sebabkan petani kesulitan air untuk sawah
Apabila nantinya petugas dari DLHK menemukan sesuai yang dilaporkan masyarakat, maka pihaknya akan menyurati pihak terkait agar timbunan tersebut dibuka kembali, sehingga masyarakat tidak kehilangan sumber air ke sawah.
Selain itu, kata Bukhari, DLHK Aceh Barat juga akan melakukan penelusuran terkait laporan dampak lingkungan seperti yang disampaikan oleh masyarakat, saat menggelar aksi protes di jalan akses pengangkutan batu bara pada Selasa (13/6).
Baca juga: ICEL: Tumpahan batu bara di laut Aceh Barat berbahaya bagi lingkungan
Ia mengatakan Pemerintah Kabupaten Aceh Barat akan mengambil langkah tegas apabila dalam penelusuran tersebut, menemukan adanya dugaan kerusakan lingkungan yang diakibatkan adanya aktivitas tambang batu bara.
Bukhari menyebutkan setelah pihaknya mengumpulkan sejumlah fakta di lapangan, maka selanjutnya akan menyurati para pihak untuk diterbitkan rekomendasi sehingga keluhan yang disampaikan oleh masyarakat akibat hilangnya sumber air di sawah dapat segera teratasi.