Nilai tersebut didominasi oleh instrumen Sukuk Negara senilai hampir Rp1.400 triliun. Kemudian, sektor kedua yang turut berkontribusi cukup signifikan adalah sektor perbankan syariah dengan total aset Rp808,56 triliun atau sekitar 33 persen dari total aset keuangan syariah.
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Inarno Djajadi menilai bahwa industri keuangan syariah Indonesia mempunyai peran penting dalam pengembangan ekonomi syariah secara global.
Hal itu ditunjukkan dengan partisipasi Indonesia dalam forum dan kolaborasi internasional dengan saling berbagi pengetahuan (transfer of knowledge).
Contohnya keterlibatan Indonesia dalam organisasi seperti Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Melalui keanggotaan itu Indonesia memanfaatkan posisinya untuk memengaruhi kebijakan, standar, dan praktik terkait keuangan Islam dan industri halal.
Baca juga: Mencermati wacana revisi Qanun LKS, peluang kembalinya bank konvensional ke Aceh
Sumbangsih tersebut tercermin melalui Indonesia yang menduduki peringkat ke-3 dalam Islamic Finance Development Indicator (IFDI) 2022. Selain itu, pertumbuhan ekonomi syariah Indonesia dalam sektor fintech juga menunjukkan potensinya. Inarno mencatat bahwa Indonesia juga bertengger di peringkat ke-3 dalam Global Islamic Fintech Index 2022.
Dengan melihat pertumbuhan yang masif dan transformatif tersebut, industri keuangan syariah Indonesia jelas mempunyai potensi emas yang bisa digali lagi. Utamanya, potensi keuangan syariah terletak pada struktur demografi yang didominasi oleh masyarakat muslim.

Jumlah mayoritas populasi muslim akan berbuntut pada permintaan (demand) produk dan layanan keuangan syariah yang cukup tinggi. Semakin meningkatnya kesadaran masyarakat akan kepatuhan syariah dalam aktivitas keuangan, akan berujung pada melonjaknya permintaan produk dan layanan keuangan syariah.
Kemudian, potensi lainnya dapat dilihat dari peran pemerintah selama ini dalam memacu pertumbuhan industri keuangan syariah. Deputi Direktur Perbankan Syariah KNEKS Yosita Nur Widayanti menjelaskan sejauh ini Pemerintah telah menunjukkan komitmen yang kuat dalam memajukan industri tersebut.
Dukungan kebijakan, peningkatan kesadaran masyarakat terhadap produk keuangan syariah, serta meningkatnya permintaan dari sektor korporasi dan ritel, semuanya berkontribusi pada potensi pertumbuhan yang lebih lanjut.
“Selain itu, Indonesia memiliki populasi Muslim terbesar di dunia, yang menciptakan pangsa pasar yang besar bagi industri keuangan syariah. Dengan terus diperkuatnya ekosistem keuangan syariah di Indonesia, potensi sektor ini diharapkan dapat terus berkembang,” kata Yosita saat dihubungi ANTARA pada Selasa (18/7).