Singkil (ANTARA Aceh) - Commite Development Officer (CDO) PT Lembah Bhakti, Hadi Sukoco menyebutkan ekspor minyak kotor kelapa sawit (CPO) dari Pelabuhan Laut Singkil, Kabupaten Aceh Singkil, tujuan Asia Tenggara lebih menguntungkan ketimbang dari Pelabuhan Belawan, Sumatera Utara.
"Menurut hasil study kelayakan ekonomi, ekspor CPO dari Pelabuhan Singkil di Pulosarok ke Asia Tenggara, India dan China sangat menguntungkan, karena lebih dekat," katanya kepada wartawan di Singkil, Rabu.
Ia menyatakan, berdasarkan kajian ilmiah antara sesama perusahaan HGU dan Muspida Kabupaten Aceh Singkil, untuk mengekspor CPO sangat menguntungkan perekonomian perusahaan dan pendapatam daerah khususnya Aceh dengan kapasitas muatan kapal tanker minimal 16 ribu ton.
"Sementara selama ini perusahaan HGU bila mau mengekspor CPO hanya melalui Pelabuhan Belawan dengan kapal tanker kapasitas muatan rata-rata 5 ribu ton.
Ia mengaku sangat yakin akan hal tersebut, menurut historisnya perusahaan PT Perkebunan Lembah Bhakti sudah pernah mempunyai tanki raksasa CPO di dekat pelabuhan Pantai Pulo Sarok, namun kini telah rusak diterjang gelombang tsunami 24 Desember 2004, sehingga pembenahan itu akan diulangi lagi.
Menjawab pertanyaan terkait harga kelapa sawit, Hadi Sukoco mengatakan saat ini dua pabrik pengolah tandan buah segar kelapa sawit menerima dari pihak luar dengan harga Rp1.900/Kg.
"Apalagi sekarang ini ketersediaan bahan baku kelapa sawit diperkebunan PT Lembah Bhakti, sangat kurang atau masa panen kurang," ujarnya.
Sehingga, sambung Hadi, 70 persen bahan baku untuk mengolah CPO di pabrik dari masyarakat atau pengusaha perkebunan di luar perusahaan.
"Apalagi di Singkil untuk sekarang ini persaingan untuk pengolahan CPO mulai ketat, karena banyak pabrik," katanya.