Pasien Sabang tak terangkut KMP BRR, begini klarifikasi ASPD
Minggu, 6 Agustus 2023 13:39 WIB
Dalam peristiwa ini, menurut Edi, pasien tersebut tidak termasuk dalam kategori pasien darurat. Karena kondisi pasien tidak mengancam nyawanya sendiri, sehingga keberangkatan untuk rujukan bisa ditunda dulu, karena salah satu alasannya tidak ada kapal.
“Jadi (pasien) bisa dibawa dulu ke rumah sakit, dibius. Atau dikurung dulu, kalau dulu dipasung, karena tidak darurat. Yang dikatakan darurat itu yang mengancam nyawa dia, contoh melahirkan, janin tersendat di dalam, takut meninggal maka dirujuk, itu darurat. Kemudian sakit jantung, patah tulang dengan pendarahan tidak berhenti, itu yang darurat," ujarnya.
Tanggapan Wali Kota
Menanggapi itu, Pj Wali Kota Sabang Reza Fahlevi cukup menyayangkan peristiwa itu terjadi. Ia berharap peristiwa pasien rujukan ke Banda Aceh tidak terangkut kapal penyeberangan tersebut tidak terulang lagi.
"Terkait dengan berita pasien yang tidak terangkut oleh KMP BRR, saya sebenarnya sangat menyayangkan hal itu terjadi, dan saya juga sangat memahami kalau masyarakat marah dengan situasi ini. Karena sudah seharusnya pasien mendapat prioritas utama untuk diberangkatkan," kata Reza.
Menurut Reza, dirinya telah berkoordinasi dan meminta informasi serta penjelasan kepada pihak pengelola kapal dalam hal ini PT ASDP Indonesia Ferry (Persero), untuk menjelaskan secara terbuka mengenai kabar yang beredar.
"Kita menginginkan kejadian seperti ini tidak terulang kembali, kita juga memahami pihak otoritas pelabuhan/kapal punya prosedur sesuai ketentuan yang berlaku, bagaimana SOP kapal kembali ke pelabuhan. Karena menurut informasi dari pihak pelabuhan dan video singkat yang beredar, pada saat itu kapal memang sudah berlayar," ujarnya.
Namun, Reza Fahlevi meminta agar pihak ASDP mengambil tindakan tegas terhadap oknum petugas, apabila ditemukan adanya kesalahan atau pelanggaran yang dilakukan.
"Kepada masyarakat Kota Sabang, saya mohon agar kita dapat melihat masalah ini secara utuh, bisa jadi terdapat miskomunikasi pada kejadian kemarin. Kita tunggu penjelasan dari pihak ASDP bagaimana duduk persoalannya dan apa tindakan yang akan diambil," ujarnya.
Menurutnya, ASDP telah puluhan tahun bersama masyarakat Kota Sabang berlayar menyeberangi rute Balohan-Ulee Lheue. Selama ini pula orang sakit, ambulan, dan sembako selalu menjadi prioritas dalam penyeberangan.
"Kita harus berpikir ini secara lebih jernih, karena kita tau sudah puluhan tahun ASDP melayani masyarakat Sabang dan selama ini selalu mengangkut penumpang terutama hal yang diprioritaskan. Terkait kejadian kemarin, kalau memang ada kesalahan dari petugas, tentu kita mengharapkan ASDP mengambil tindakan yang tegas," ujarnya.
Baca juga: Arus penumpang Pelabuhan Ulee Lheu Aceh turun pada hari pertama Idul Adha