Meulaboh (ANTARA Aceh) - Pihak Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Aceh Barat untuk pertama kali mulai tahun 2016 mencatat jumlah kunjungan wisatawan lokal dan mancanegara yang berekreasi ke daerah itu yakni sebanyak 146.322 orang.
Kepala Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Aceh Barat Teuku Novizar di Meulaboh, Sabtu mengatakan, jumlah tertinggi merupakan wisatawan nusantara dari berbagai daerah di Indonesia yang berkunjung ke sejumlah objek wisata di daerah itu.
"Jumlah tertinggi itu pada kunjungan wisata relegi dan sejarah mencapai 19.166 orang, karena di Aceh Barat memiliki banyak situs sejarah, makam pahlawan Teuku Umar dan beberapa objek wisata lainnya, termasuk Masjid Agung Baitul Makmur Meulaboh yang pembangunannya itu perpaduan dengan arsitektur Timur Tengah," sebut Novizar.
Dia menyampaikan, secara menyeluruh untuk jumlah objek wisata yang tersedia di daerah itu saat ini hanya 44 tempat, baik wisata bahari, pantai, wisata relegi dan sejarah, wisata alam maupun objek wisata buatan, hanya saja harus diakuinya pendapatan dari sektor wisata masih terbatas karena tidak semua dikelola oleh dinas dipimpinya itu.
Kata Novizar, selama ini keberadaan objek wisata banyak manfaatnya diterima langsung oleh masyarakat sekitar, kemudian dari tumbuhnya usaha kecil, retribusi, pengurusan izin usaha dan berkembangnya pembangunan infrastruktur dalam satu kawasan wisata karena dibangun untuk mempermudah akses transportasi kunjungan masyarakat.
Dirinya mengakui, keberadaan objek wisata di daerah itu tidak semegah ataupun gaungnya lebih besar seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia, akan tetapi beberapa situs sejarah yang menjadi objek wisata relegi di Aceh Barat selama ini tidak sepi dari pengunjung, terutama berasal dari kabupaten tetangga.
"Contohnya makam pahlawan Teuku Umar, itu pengunjungnya dari mana-mana sudah pernah datang mencapai 10.726 orang. Sebenarnya di daerah kita juga masih banyak tempat-tempat menarik di kawasan pedalaman yang masih astri untuk dikembangkan menjadi wisata alam, cuma masih terbatas akses jalan," sebutnya.
Lebih lanjut disampaikan, sebenarnya keterbatasan akses jalan juga bukanlah menjadi masalah utama menggait kunjungan wisatawan, karena banyak tempat-tenpat wisata di daerah lain yang berkembang pesat bukan karena megah ataupun mewah.
Di Aceh Barat terdapat belasan penginapan berupa hotel maupun losmen yang layak menjadi tempat peristirahatan, akan tetapi mayoritas wisatawan yang berkunjung ke daerah itu hanya datang melihat-lihat, singah sebentar, mendokumentasikannya lewat foto kemudian kembali ke Banda Aceh maupun ke Medan Sumatera Utara.
Meskipun untuk pengembangan usaha souvenir masih terbatas ataubahkan hampir tidak ada pada setiap tempat objek wisata, akan tetapi ada cindera mata yang dijual di Aceh Barat dengan khasnya Rencong Aceh, barang seperti itu banyak dijual oleh pengusaha penjualan souvenir dan rias pengantin.
"Memang barang seperti itu tidak ada dijual disembarang tempat, tapi kalau ada wisatawan berkunjung mereka bisa membelinya di tempat-tempat khusus. Kita juga punya pemandu wisata, kalau mngenai perhotelan itu juga akan kita rangkul semua mereka agar ada satu wadah," katanya menambahkan.