Banda Aceh (ANTARA) - Jenazah bakal calon Wakil Gubernur Aceh Tgk Muhammad Yusuf A Wahab atau akrab disapa Tu Sop dimakamkan di samping makam putranya di dalam Komplek Dayah (pesantren) Babussalam Al Aziziyah Jeunib, Kabupaten Bireuen, Aceh, Minggu.
Jenazah Tu Sop diturunkan ke liang lahat sekitar pukul 11.21 WIB yang disaksikan ribuan pasang mata santri dan masyarakat dari berbagai daerah di provinsi berjulukan Tanah Rencong itu.
Makam Tu Sop berlokasi di pemakaman keluarga. Terdapat empat makam di situ, yakni makam kedua orang tua Tu Sop, Tgk H Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj Zainab binti Muhammad Shaleh.
Kemudian makam istri Tu Sop Hj Mardhiyah binti Muhammad Daud, serta makam anak keempat Tu Sop, Tgk Suhaimi yang meninggal pada Desember 2023 lalu.
Liang lahat Tu Sop persis berada di sisi kiri makam mendiang Tgk Suhaimi.
Pantauan ANTARA, jenazah ulama kharismatik Aceh itu diantarkan oleh ribuan santri dan masyarakat menuju ke tempat peristirahatan terakhir.
Putra pertama Tu Sop Tgk Muzzamil juga pulang dari Turki untuk mengantar sang ayahanda bertemu Sang Khalik. Tgk Muzzamil tiba di Dayah Babussalam Al Aziziyah sekira pukul 10.57 WIB, jelang Tu Sop dikebumikan.
Turut hadir sejumlah tokoh dan ulama Aceh, seperti ulama kharismatik asal Pidie Jaya Tgk Usman Ali atau Abu Kuta Krueng, Tgk Hasanoel Bashry atau Abu Mudi, Tgk Nuruzzahri atau Waled Nu, Abu Hasballah Keutapang.
Kemudian, bakal calon Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem, Bacagub Aceh Bustami Hamzah, Ketua Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Aceh Tgk Faisal Ali, Anggota DPR RI asal Aceh TA Khalid dan Ruslan M Daud, dan unsur lainnya.
Tokoh Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menyampaikan belasungkawa. Menurutnya, Aceh kehilangan salah seorang tokoh, ulama kharismatik yang masih cukup muda.
"Kita kehilangan seorang tokoh, seorang ulama kharismatik, muda lagi, bagi kita ini sangat merasa kehilangan," kata Mualem usai pemakaman.
Sementara itu, Ketua MPU Aceh Tgk Faisal Ali menyebut Tu Sop adalah gurunya, sekitar 10 tahun dirinya belajar bersama Tu Sop. Menurutnya, Tu Sop cukup konsisten dan Istiqamah dalam mengajar, dengan inovasi-inovasi dan juga ide-ide yang terus diikuti seiring perkembangan zaman.
"Jadi beliau ulama muda, yang cukup potensial di zaman yang ada sekarang ini, tetapi kehendak Allah lah yang harus kita terima," ujar ulama yang akrab disapa Lem Faisal itu.
Lem Faisal mengaku terakhir berkomunikasi dengan Tu Sop pada Jumat (6/9) lalu, sekitar pukul 11.00 WIB, sebelum berangkat ke Jakarta untuk berobat.
"Tidak ada pesan apa-apa, hanya beliau katakan, saya ke Jakarta ingin berobat, nanti sepulang dari Jakarta kita akan duduk, ngobrol-ngobrol," ujar Lem
Faisal.
Tu Sop dilahirkan di Desa Blang Me Barat, Kecamatan Jeunieb, Bireuen pada 1964 dari pasangan Tgk H Abdul Wahab bin Hasballah dan Hj Zainab binti Muhammad Shaleh. Tu Sop wafat pada usai 60 tahun di Jakarta pada Sabtu (7/9) kemarin.
Selain memimpin Dayah Babussalam Al Aziziyah, Jeunieb, Tu Sop juga menjabat Ketua Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) periode 2018-2023, sebuah organisasi yang menaungi ulama-ulama pimpinan dayah Salafiyah di Aceh.
Tu Sop pernah pelajar di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Jeunieb pada 1970. Setelah lulus, melanjutkan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Jeunieb.
Saat SMP, Tu Sop juga aktif belajar pengetahuan dasar Islam di Dayah Darul Atiq Putra Jeunieb. Setelah menyelesaikan sekolah menengah pertama, Tu Sop masuk ke Dayah MUDI Mesra, Samalanga, Bireuen pada 1985.
Di Dayah MUDI Mesra, belajar pada banyak guru. Sambil belajar beliau juga mulai mengajar di dayah tersebut. Pada medio 2001, Tu Sop secara resmi memimpin Dayah Babussalam Al-Aziziyah, Jeunieb, Bireuen.
Baca juga: Ketua MPU Aceh: Tu Sop sosok yang inovatif dan kaya ide
Bacawagub Aceh Tu Sop dimakamkan dekat putranya, diantar ribuan warga
Minggu, 8 September 2024 17:39 WIB