Sebab itu, menurut dia, pihaknya heran kenapa Kota Sabang masuk dalam jajaran kota yang tidak toleran seperti yang dipaparkan oleh Setara Institute pada awal tahun 2022 sehingga ini dinilai sebagai penyataan yang bertentangan dengan kenyataan di lapangan.
“Berdasarkan hasil penelitian (Setara Institute) tersebut kita (Sabang) berada di nomor tujuh dan ini sungguh paradoks dengan realitas di masyarakat," ujarnya.
Pada 2024, pihaknya juga akan menyusun kampanye keberagaman bagi anak-anak muda usia sekolah di Pulau Weh itu, baik melalui cedas cermat maupun kegiatan lainnya, dengan tujuan untuk mengedukasi tentang toleransi dan keberagaman umat beragama.
“Yang intinya gaung dari nilai keberagaman, toleransi, moderasi muncul di dunia nyata dan maya," demikian Mukhlis.
Baca juga: Desa Kain Golong, ditetapkan jadi kampung moderasi di Aceh Singkil