Banda Aceh (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Sumatera-1 menyatakan bahwa pembangunan Waduk Rukoh di Desa Alue Kecamatan Titeu Kabupaten Pidie, Aceh, bisa memberikan manfaat untuk lahan persawahan masyarakat setempat hingga 11.950 hektare.
"Waduk Rukoh memiliki manfaat, dari irigasi ini bisa mengaliri air hingga untuk lahan sawah 11.950 hektare," kata Kasi Pelaksana BWS Sumatera 1 Junaidi, di Banda Aceh, Selasa.
Pernyataan itu disampaikan Junaidi saat mengisi diskusi Aceh Resource and Development (ARD) terkait percepatan penyelesaian proyek strategis nasional (PSN) guna menjaga ketahanan pangan di Aceh, (Waduk Krueng dan Rukoh Keureuto), di Banda Aceh.
Junaidi mengatakan dengan dialiri air tersebut, maka masyarakat bisa bisa melakukan pola tanam padi hingga palawija. Di mana, intensitas tanam itu mencapai 300 persen, 200 persen padi dan 100 persen palawija. Serta ada eksisting 150 persen.
Tak hanya itu, pembangunan waduk Rukoh tersebut juga bermanfaat untuk mereduksi banjir Krueng Rukoh sebesar 89,62 persen.
"Waduk Rukoh ini juga bisa dimanfaatkan untuk air baku yaitu bisa menyediakan hingga 0.9 m/kubik per detik. Bahkan, menghasilkan energi listrik sebesar 1.22 MW," ujarnya.
Junaidi menuturkan proyek pembangunan waduk Rukoh ini semuanya bersumber dari dana APBN murni tahun anggaran 2018-2023 (skema multiyears).
Untuk nilai proyek nya sendiri, yakni pada paket 1 sebesar Rp377 miliar, kemudian nilai paket 2 sebesar Rp1.129 triliun, dan untuk supervisinya sebesar Rp53 miliar lebih.
Junaidi menuturkan, pengerjaannya proyek waduk Rukoh tersebut sudah berjalan sejak Desember 2018 dan ditargetkan bisa diselesaikan pada Desember 2023 nanti. Perkirakan sementara, hingga akhir 2023 sudah dapat dilakukan pengisian waduk.
Namun, kata dia, pada paket pembangunan bendungan Rukoh ini masih terdapat kendala, yaitu terkait pembebasan tanah yang belum selesai seluas 206,14 hektare, dan terus diupayakan.
"Sejauh ini, per September 2023, progres fisik pembangunan (waduk Rukoh) telah mencapai 57,69 persen, dan realisasi keuangan sebesar 51,77 persen," demikian Junaidi.
Untuk diketahui, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono sebelumnya sudah melakukan peninjauan progres pembangunan bendungan Rukoh, di Kabupaten Pidie pada Oktober 2022 lalu.
Bendungan rukoh merupakan salah satu Program Strategis Nasional (PSN) yang dibangun Kementerian PUPR melalui Balai Wilayah Sungai Sumatera 1 Direktorat Jenderal Sumber Daya Air sebagai upaya mewujudkan ketahanan air dan kedaulatan pangan di Provinsi Aceh.
Basuki menyampaikan, bendungan Rukoh merupakan salah satu dari 13 bendungan di Indonesia yang dibangun untuk dapat diselesaikan pada akhir 2023 ini.