Polresta Banda Aceh melakukan pesijuek atau tepung tawar terhadap lima paguyuban mahasiswa, Aceh Selatan, Abdya, Bener Meriah, Aceh Tengah dan Gayo Lues yang sebelumnya sempat bentrok saat pertandingan futsal di Lapangan Futsal Qais Sport Peurada, Syiah Kuala, Banda Aceh pada 10 Oktober lalu. Prosesi itu juga sebagai penanda perdamaian di antara mareka.
Pesijuek digelar di dalam kompleks SMKN 3 Banda Aceh pada Minggu (5/11). Dalam prosesi itu juga turut dihadiri Penjabat Bupati dari lima kabupaten tersebut.
"Ini bermula dari kesalahpahaman pada saat bermain futsal ada yang kalah tidak terima terus terjadilah pengeroyokan,” Kata Kapolresta Banda Aceh Kombes Fahmi Irwan Ramli.
Baca juga: Kasus bentrokan mahasiswa dari lima kabupaten di Banda Aceh berakhir damai
Baca juga: Kasus bentrokan mahasiswa dari lima kabupaten di Banda Aceh berakhir damai
Fahmi menambahkan, peristiwa itu mampu segera diredam pihak kepolisian, sehingga tidak berimbas lebih luas. Usai prosesi mediasi oleh pihak Polresta Banda Aceh, mahasiswa dari lima kabupaten itu sepakat untuk menempuh jalur damai.
“Kita perlu perbanyak silaturahmi, jangan pada saat konflik. Aceh harus jadi daerah modul cara menyelesaikan permasalahan,” pungkasnya.
Sementara itu, Penjabat Bupati Gayo Lues Alhudri selaku inisiasi prosesi pesijuek mengatakan, ini upaya yang dilakukan pihaknya untuk mendinginkan suasana. Dalam adat Aceh pesijuek juga dilakukan untuk pihak yang bertikai.
"Ini istilahnya coling down, usai peristiwa ini tidak boleh terulang lagi,” tegasnya.
Usai dilakukan pesijuek, perwakilan mahasiswa dari lima kabupaten tersebut juga diminta untuk menandatangani kesepakatan bersama untuk tidak mengulang perbuatannya. Selama di Banda Aceh mahasiswa diminta agar lebih fokus dalam menempuh pendidikan.
“Tinggalkan perbedaan, meski kita berbeda budaya, tapi kita tetap satu, Aceh,” terang Alhudri.
Baca juga: Kasus pelajar bawa senjata tajam beredar lagi, Kapolresta: Itu foto lama
Baca juga: Kasus pelajar bawa senjata tajam beredar lagi, Kapolresta: Itu foto lama