Hingga kini, para pengungsi itu masih berada di pantai lakasi pendataran. Para pengungsi ini sedang ditangani oleh UNHCR dan pemerintah daerah sesuai Peraturan Presiden Republik Indonesia nomor 125 tahun 2016 tentang penanganan pengungsi dari luar negeri.
"Sekarang sudah ada UNHCR disini. Jadi kami sedang mendata, kalau ada yang bukan pengungsi maka urusannya di Imigrasi, kalau pengungsi semua (ditangani) UNHCR dan pemerintah daerah," ujarnya.
Sebelumnya, Camat Sukajaya Syahrial mengatakan mereka mendarat di pantai Ujong Kareung. Kapal yang ditumpangi berada sekitar 100 meter dari bibir pantai, sedangkan mereka berenang dari kapal menuju pantai.
Saat ini, kata Syahrial, para pengungsi itu masih berada di bibir pantai, tidak dipindahkan dulu karena memang belum ada keputusan apakah mereka diterima atau tidak.
"Masyarakat menolak, pemerintah belum ada keputusan, masih dilakukan koordinasi, termasuk dengan pihak UNHCR," ujarnya.
Sementara ini, mereka sedang ditangani oleh pihak UNHCR yang memang sudah berada di lokasi. Para pengungsi itu juga diberikan makanan serta kebutuhan dasar lainnya.
Untuk diketahui, 219 pengungsi di Sabang tersebut merupakan gelombang ke enam yang datang ke Aceh dalam dua pekan terakhir pada November 2023, setelah sebelumnya di Kabupaten Pidie, Bireuen dan Aceh Timur.
Baca juga: MPU: Jangan provokasi masyarakat tolak Rohingya