Calang (ANTARA) - Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Jaya menyatakan terus mengoptimalkan vaksinasi ternak terutama sapi guna mencegah penyakit mulut dan kuku (PMK).
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan Dinas Pertanian Aceh Jaya, Khairul Anwar, di Aceh Jaya, Jumat, menyampaikan memang saat ini mereka belum mendapatkan laporan terbaru terkait wabah PMK, meski demikian pihaknya tetap memantau dan mewaspadai wabah tersebut.
“Sampai hari ini di Aceh Jaya belum ada laporan terkait penularan PMK pada hewan ternak warga, tapi kita dari pihak dinas terus memantau dan mencegahnya,” katanya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementan RI Dr Nasrullah meminta Aceh tetap melaksanakan vaksinasi ternak meskipun saat ini kasus PMK di provinsi itu sudah nihil.
Langkah itu perlu dilakukan karena Aceh merupakan daerah pertama yang terkena kasus PMK, meskipun telah berhasil ditekan hingga sudah tidak ada lagi ternak yang terkena penyakit menular tersebut.
Meski kasus sudah nihil, Nasrullah berharap vaksinasi terus berjalan, jangan sampai kemudian sampai lengah dan abai. Karena dikhawatirkan penyakit itu bisa datang lagi dari ternak yang belum divaksin.
Kementan juga telah memberikan target untuk Aceh harus mencapai vaksinasi hingga 80 persen minimal dari jumlah populasi ternak yang rentan terkena penyakit seperti sapi, kerbau hingga kambing.
Maka dari itu, lanjut Khairul, Pemerintah Aceh Jaya terus mengoptimalkan pencegahan PMK dengan pemberian vaksinasi pada hewan ternak masyarakat di wilayah setempat.
Dirinya menyebutkan, untuk jumlah vaksin yang diterima Aceh Jaya tahun ini juga meningkat dibandingkan 2022 lalu yaitu mencapai 49.275 pcs.
"Pada 2022 lalu jumlah vaksin 40.200 Pcs, dan tahun 2023 ini jumlah vaksin yang kita terima sebanyak 49.275 pcs. Ini segera kita suntikkan kepada sapi di Aceh Jaya," demikian Khairul Anwar.