Wisata Bukit Goa Jepang, yang menjadi salah satu destinasi wisata di Kota Lhokseumawe, kini kondisinya terbengkalai dan sepi pengunjung.
Pantauan pada Rabu (29/11), menunjukkan bahwa keindahan alam dan sejarah yang ditawarkan oleh bukit ini tidak lagi menarik wisatawan sebagaimana yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Menyisakan pemandangan yang sepi.
Pantauan pada Rabu (29/11), menunjukkan bahwa keindahan alam dan sejarah yang ditawarkan oleh bukit ini tidak lagi menarik wisatawan sebagaimana yang terjadi pada masa-masa sebelumnya. Menyisakan pemandangan yang sepi.
Penjaga wisata Bukit Goa Jepang, Khadizah, mengungkapkan bahwa kondisi terbengkalai tempat ini dipicu oleh minimnya pekerja. Hal ini menyebabkan sulitnya menjaga dan merawat fasilitas wisata dengan baik.
Baca juga: Aceh Selatan kembangkan destinasi wisata air terjun
Jumlah pekerja yang sedikit membuat upaya pemeliharaan dan perbaikan terhambat, yang berdampak negatif pada lokasi wisata dan penilaian para pengunjung.
Baca juga: Aceh Selatan kembangkan destinasi wisata air terjun
Jumlah pekerja yang sedikit membuat upaya pemeliharaan dan perbaikan terhambat, yang berdampak negatif pada lokasi wisata dan penilaian para pengunjung.
“Gaji saya Rp500.000 per bulan dan saya hanya sendiri bekerja disini, jadi sangat kesulitan untuk mengurusnya. Uang masuk per motor Rp5.000 kalau mobil Rp10.000. Pengunjung juga tidak menentu, hari ini ramai kemungkinan besok tidak ada,” ujar Khadizah.
Khadizah, menambahkan upaya saat ini yang dilakukan dalam menjaga dan merawat tempat tersebut ialah dengan mengelola uang dari pengunjung untuk membeli racun rumput, pengadaan bunga, dan hal hal lain yang dapat menjaga keindahan Bukit Wisata Goa Jepang. Terdata, jumlah pengunjung setiap bulan bisa mencapai kurang lebih 300 orang mulai dari wisatawan lokal hingga luar seperti wilayah Banten.
Menurut dia, minimnya wisatawan juga disebabkan dengan kurangnya promosi dan dukungan dari pihak terkait, termasuk Pemerintah Kota Lhokseumawe. Upaya untuk memajukan pariwisata daerah tampaknya belum mencapai hasil yang diharapkan, dan kurangnya perhatian terhadap Bukit Goa Jepang.
Sementara itu Kepala Bagian (Kabag) Protokol dan Komunikasi Pimpinan (Prokopim) Pemko Lhokseumawe, Darius, kepada Antara menjelaskan, kondisi Bukit Wisata Goa Jepang saat ini bisa dikatakan terbengkalai. Ia menyampaikan kalau saat ini di Lhokseumawe banyak bangunan atau sarana yang tidak terurus, sehingga terdapat beberapa skala prioritas.
“Memang bisa menjadi potensi Pendapatan Asli Daerah (PAD), namun dalam waktu dekat kita belum bisa membenahi karena kondisi pemko sedang defisit anggaran. Tapi itu sudah menjadi salah satu program yang harus dilaksanakan, karena bisa menjadi sarana untuk menambah PAD,” ucapnya.
Darius juga menambahkan, hingga saat ini Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Lhokseumawe tidak menganggarkan anggaran terkait perawatan dan operasional Wisata Bukit Goa Jepang baik tahun anggaran 2023 dan juga anggaran tahun 2024 ini, karena ada program prioritas yang harus ditangani sesuai dengan instruksi Presiden RI yang diantaranya program penanganan stunting, inflasi dan pengentasan kemiskinan ekstrim
“Kita juga sedang mengupayakan untuk mencari investor yang bisa membantu mengelola lokasi tersebut, dikarenakan tempat ini memiliki potensi besar dikarenakan memiliki panorama yang bagus serta berada di tempat yang strategis,” ungkap Darius.
Penulis Sella Dwi Puspita, mahasiswa Malikussaleh
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Aceh Selatan capai 37.000 orang
Baca juga: Kunjungan wisatawan ke Aceh Selatan capai 37.000 orang