Tahun Kabisat 2024, uniknya tanggal 29 Februari yang muncul empat tahun sekali
Rabu, 28 Februari 2024 19:55 WIB
Sejarah tahun kabisat
Pada abad ke-8 sebelum masehi, hanya ada 10 bulan dalam kalender Romawi, mulai pada bulan Maret hingga Desember. Kalender Romawi ini hanya memiliki 304 hari, hingga akhirnya Januari dan Februari ditambahkan pada akhir tahun.
Pada saat itu Februari menjadi bulan terakhir dan bulan dengan jumlah hari paling sedikit, sehingga ditetapkan aturan penambahan hari pada bulan Februari pada kalender Romawi.
Seiring perkembangannya, Paus Gregorius XIII mempertahankan tradisi kalender Romawi ini dan menerapkannya pada kalender Gregorian untuk menggantikan kalender Julian. Penerapan ini dilakukannya untuk menjaga kesinambungan dari ketentuan dan aturan yang telah ada.
Kalender masehi akhirnya banyak digunakan secara umum di seluruh dunia, seperti yang juga berlaku di Indonesia.
Kalender masehi akhirnya banyak digunakan secara umum di seluruh dunia, seperti yang juga berlaku di Indonesia.
Hari Kebahagiaan Bagi Kelahiran 29 Februari
Tahun kabisat juga dikenal dengan tahun kebahagiaan bagi orang-orang yang lahir pada 29 Februari, karena mereka yang lahir pada tanggal ini hanya dapat merayakan ulang tahun sebenarnya pada tahun kabisat saja. Biasanya, mereka yang lahir pada tanggal tersebut kerap merayakan ulang tahun pada tanggal 28 Februari atau 1 Maret. Sehingga tahun 2024 ini menjadi momentum bagi mereka untuk mendapatkan perhatian khusus oleh orang disekitarnya.
Peristiwa ini dianggap unik, karena terdapat jutaan orang “pelompat tahun” diseluruh dunia yang akan merayakan ulang tahun mereka setelah empat tahun pada tanggal 29 Februari 2024.
Baca juga: Pakar Astronomi nilai pembentukan Kalender Islam Global sulit terwujud
Baca juga: Pakar Astronomi nilai pembentukan Kalender Islam Global sulit terwujud
Fakta Unik Lainnya pada Tahun Kabisat
Berdasarkan dari beberapa sumber ada fakta-fakta menarik mengenai tahun kabisat.
- Nama dari tahun kabisat, beberapa negara tidak menggunakan istilah kabisat melainkan Leap Year sedangkan Indonesia sendiri menggunakan nama Kabisat yang berasal dari bahasa arab.
- Tahun kabisat sangat diperlukan, hal ini dikarenakan bumi memerlukan waktu sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45 detik untuk mengitari matahari. Ada 6 jam setiap tahunnya bumi kehilangan waktu sehingga digabungkan dan diekstra di tanggal 29 Februari setiap 4 tahun guna kalender Masehi bisa digunakan.
- Anak kelahiran 29 Februari, seseorang yang lahir di tanggal 29 Februari tetap bisa merayakan ultah pada 28 Februari atau 1 Maret tanpa harus menunggu empat tahun sekali. Karena bahkan ada perkumpulan khusus orang-orang yang lahir pada 29 Februari.
- Budaya dan kepercayaan tahun kabisat, banyak kepercayaan yang muncul mengenai tahun kabisat. Seperti kepercayaan di Rusia menganggap tahun kabisat membawa cuaca yang aneh. Begitu pula di Skotlandia memiliki kepercayaan bahwa tahun kabisat bukan sebagai tahun yang baik.
Penulis: Aisya Syahira dan Naily Jannati, jurusan Ilmu Komunikasi FISIP Universitas Syiah Kuala (USK)