Banda Aceh (ANTARA) - Sebanyak 100 orang dari berbagai daerah di Provinsi Aceh serta usia beragam mengikuti ibadah suluk Ramadhan 1445 Hijriah atau 2024 Masehi di Dayah Darul Aman, Gampong Lampuuk Tungkop, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar.
"Tahun ini ada 100 orang ikut jamaah suluk, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 80-an orang. Ibadah suluk ini setiap tahun kami laksanakan setiap bulan puasa Ramadhan sejak 2008," kata Wakil Pimpinan Dayah Darul Aman Tgk Saifullah di Aceh Besar, Minggu.
Suluk merupakan ibadah dengan kegiatan utama berzikir. Zikir dilakukan siang mala. Dengan banyaknya ucapan mencapai 70 ribu kali. Jamaah berzikir dalam hati dan terkadang ada yang menutupi kepalanya dengan kain untuk fokus melaksanakan ibadah suluk.
Ibadah suluk ini mulai berkembang di Aceh pada 1970-an yang dibawa ulama Abuya Sjech Muda Waly Al Khalidi. Selanjutnya, ibadah suluk ini disebarluaskan oleh murid Abuya Sjech Muda Waly ke berbagai dari di Provinsi Aceh.
"Suluk ini merupakan ibadah mendekatkan diri serta meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. Ibadah suluk juga amalan untuk bertaubat. Apalagi setiap individu jamaah wajib mandi taubat sebelum melaksanakan ibadah suluk," katanya.
Menurut Tgk Saifullah, ibadah suluk tidak dibatasi usia. Siapa saja bisa mengikuti ibadah suluk, termasuk di Dayah Darul Aman. Biasanya jamaah ibadah suluk didominasi usia di atas 50 tahun, baik laki-laki maupun wanita.
Tgk Saifullah mengatakan lama ibadah suluk ada yang 30 hari, ada juga 40 hari. Selama menjalankan ibadah suluk, banyak pantangan makanan, terutama yang bisa meningkatkan emosi dan hawa nafsu.
"Jamaah suluk di Dayah Darul Aman ini tidak diperbolehkan memakan makanan yang mengandung lemak, daging, dan lainnya, karena bisa meningkatkan hawa nafsu. Jadi, jamaah suluk di dayah ini hanya memakan sayuran atau biasa disebut vegetarian," katanya.
Terkait konsumsi dan akomodasi jamaah, Tgk Saifullah menyebutkan setiap orang dibebaskan Rp110 ribu dan lima kilogram beras per 10 hari. Untuk makanan disediakan panitia suluk yang dimasak dari dapur umum pesantren.
Selain konsumsi dan akomodasi, panitia suluk juga menyiagakan tim medis untuk berjaga-jaga apabila ada jamaah yang kondisi kesehatannya menurun. Apalagi sebagian besar jamaah lanjut usia," kata Tgk Saifullah.
Sementara itu, Zilva, jamaah suluk di Dayah Darul Aman, mengatakan dirinya termotivasi mengikuti ibadah suluk untuk mendekatkan diri serta mengharapkan keridhaan Allah SWT.
"Ini untuk yang kedua kalinya saya mengikuti ibadah suluk. Saya merasa nyaman ikut ibadah suluk di Dayah Darul Aman karena dipisah antara laki-laki dan wanita," kata Zilva yang juga guru tersebut.
Senada juga diungkapkan Hafizatun Nufus, jamaah suluk lainnya. Dirinya mengikuti ibadah suluk untuk memperbanyak amalan, terutama selama bulan suci Ramadhan dan meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT.
"Ibadah suluk ini baru yang pernah saya ikuti. Saya termotivasi mengikuti ibadah suluk untuk memperbanyak amalan di bulan puasa. Dan paling utama adalah untuk mendapat keridhaan Allah SWT," kata Hafizatun Nufus yang juga mahasiswi baru menyelesaikan pendidikan tingginya.
Baca juga: Mencari ampunan lewat tradisi suluk di bulan suci Ramadhan