Kenali Gangguan Kecemasan pada Remaja dan Cara Mengatasinya
Selasa, 30 April 2024 11:05 WIB
Ketika dihampiri rasa cemas dan khawatir, remaja cenderung menarik diri dari interaksi sosial dan memilih untuk menghabiskan waktu sendiri di kamar. Ada pula yang dilakukan untuk menyangkal kekhawatiran mereka dengan kegiatan yang beresiko bahkan membahayakan diri seperti terjerumus dalam bahaya narkoba.
Penyebab
Dikutip dari Stanford Medicine, bahwa penyebab gangguan kecemasan terjadi yaitu karena faktor biologis dan lingkungan. Remaja dapat mengalami kecemasan ataupun kekhawatiran dari orang tua atau anggota keluarga yang lain. Ketika orang tua mengalami kecemasan, maka cenderung besar anak juga mengalami hal yang sama.
Kejadian yang traumatis juga dapat menjadi penyebab gangguan kecemasan pada seseorang. Hal ini seperti kecelakaan, perceraian ataupun kematian orang yang disayangi.
Kejadian yang traumatis juga dapat menjadi penyebab gangguan kecemasan pada seseorang. Hal ini seperti kecelakaan, perceraian ataupun kematian orang yang disayangi.
Penyebab gangguan kecemasan yang dialami remaja berbeda-beda. Ada yang cemas karena ekspektasi yang tinggi dari orang sekitar mengenai hal yang akan dicapai, cemas dan khawatir akan pandangan orang terhadap dirinya serta cemas dan gelisah akan masa depan yang belum pasti.
Gangguan kecemasan erat kaitannya dengan kesehatan fisik. Seseorang dapat mengalami ketegangan dan kram otot, sakit kepala, sakit perut, kelelahan, berkeringat dan gemetar.
Gangguan kecemasan erat kaitannya dengan kesehatan fisik. Seseorang dapat mengalami ketegangan dan kram otot, sakit kepala, sakit perut, kelelahan, berkeringat dan gemetar.
Dengan adanya pengaruh bagi kesehatan mental remaja, WHO melakukan beberapa strategi, program dan alat untuk membantu pemerintah dalam menyelesaikan dan memenuhi kebutuhan kesehatan remaja. Upaya yang dilakukan WHO seperti Inisiatif Helping Adolescents Thrive (HAT) inisiatif ini dilakukan untuk meningkatkan kesehatan mental dan mencegah kondisi kesehatan mental yakni perilaku yang beresiko, seperti penggunaan obat-obat terlarang, menyakiti diri sendiri dan lainnya.
Selain itu, WHO juga telah mempersiapkan modul mengenai Gangguan Mental dan Perilaku Anak dan Remaja, bagian dari Panduan Intervensi mhGAP 2.0. Panduan ini bertujuan sebagai evaluasi dan pengendalian kondisi kesehatan di setiap rangkaian termasuk perawatan non-spesialisasi.
Selain itu, WHO juga telah mempersiapkan modul mengenai Gangguan Mental dan Perilaku Anak dan Remaja, bagian dari Panduan Intervensi mhGAP 2.0. Panduan ini bertujuan sebagai evaluasi dan pengendalian kondisi kesehatan di setiap rangkaian termasuk perawatan non-spesialisasi.
Berdasarkan dari beberapa sumber, terdapat beberapa cara untuk mengatasi gangguan kecemasan pada remaja:
1. Diagnosis Kondisi Anak, melakukan diagnosis awal yaitu dengan melakukan evaluasi dan pemeriksaan fisik serta mengesampingkan terlebih dahulu masalah medis dasar untuk mencegah dari memperburuk gejala. Melakukan evaluasi dengan psikolog atau psikiater yang sering menangani anak-anak dan remaja.
2. Melakukan Perawatan Segera, jika tidak ditangani dengan cepat, gangguan kecemasan pada remaja dapat memburuk dari hari ke hari. Maka perlu dilakukan tindakan yang cepat dan tepat sedini mungkin.
Tindakan utama yang dapat dilakukan yaitu psikoterapi. Meskipun bantuan konsumsi obat-obatan juga memiliki peran penting, namun apabila sering dilakukan ditakutkan agar bergantung pada obat-obatan tersebut di masa ke depan.
Tindakan utama yang dapat dilakukan yaitu psikoterapi. Meskipun bantuan konsumsi obat-obatan juga memiliki peran penting, namun apabila sering dilakukan ditakutkan agar bergantung pada obat-obatan tersebut di masa ke depan.
3. Dukungan orang tua dan orang di sekeliling, di samping bantuan dari spesialis, dorongan dan dukungan orang tua sangat diperlukan. Kepercayaan dan tekad yang dibangun orang sekitar akan sangat membantu proses pemulihan. Ketahuilah bahwa kecemasan yang dialami seseorang bukan tanda lemah, melainkan pertanda ia telah berjuang melawan sesuatu yang orang lain tidak memahaminya.
Penulis: Naily Jannati, mahasiswa komunikasi FISIP USK
Baca juga: Anda perlu tahu, begini tips kesehatan turunkan berat badan lewat pola makan & aktivitas
Baca juga: Anda perlu tahu, begini tips kesehatan turunkan berat badan lewat pola makan & aktivitas