Kemudian tiga desa di Aceh Tengah, tiga desa di Aceh Tenggara, satu desa di Aceh Utara, enam desa di Bener Meriah, tujuh desa di Bireuen, satu desa di Gayo Lues, enam desa di Kota Banda Aceh, dua di Kota Sabang, dua di Kota Subulussalam, dan satu desa di Kota Langsa.
Ia menambahkan, selain pendaftaran sertifikasi halal, dalam kegiatan tersebut juga dilakukan kampanye WHO 2024, sosialisasi dan edukasi sertifikasi halal bagi pelaku usaha, layanan konsultasi jaminan produk halal, dan coaching clinic.
Baca: Kemenag target 1.000 kantin sekolah di Aceh tersertifikasi halal pada 2024
“Demi menyukseskan program WHO 2024 kami mengajak para pelaku usaha dan pengelola wisata di Aceh untuk mendukung program ini. Kita mulai dari titik nol Indonesia di Sabang hingga Merauke,” katanya.
Program sertifikasi halal ini bagian dari kolaborasi BPJPH, Kemenparekraf, Satgas Layanan JPH provinsi dan kabupaten/kota, Dinas Pariwisata provinsi dan kabupaten kota, Lembaga Pendamping Proses Produk Halal (LP3H), Lembaga Pemeriksa Halal (LPH), pengelola desa wisata atau kepala desa, kelompok sadar wisata (pokdarwis), pendamping proses produk halal (P3H), auditor halal, dan lainnya.
“Semoga ikhtiar kita untuk mewujudkan sertifikasi halal Oktober 2024 ini dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan harapan,” ujarnya.
Baca: Pelaku usaha di Aceh besar dibekali sertifikasi produk halal