Banda Aceh (ANTARA) - Universitas Syiah Kuala (USK) menyatakan terus mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang cakap Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan.
"Salah satu langkah untuk mempersiapkan SDM tersebut adalah dengan menggelar workshop konsultatif UNESCO metodologi penelitian kesiapan AI di Indonesia," kata Rektor USK Prof Marwan di Banda Aceh, Kamis.
Ia menjelaskan perkembangan AI sudah sedemikian pesat. Salah satu dari sekian banyak produk AI yang sudah banyak digunakan adalah ChatGPT.
Oa mengatakan USK telah memulai dengan membuka Prodi S2 Kecerdasan Buatan sejak 2021. Prodi tersebut hanya ada tiga di Indonesia dua di antaranya di UGM dan USU.
Menurut dia perlu persiapan agar perkembangan AI lebih banyak positifnya dan kegiatan workshop merupakan bagian dari kiprah USK mempersiapkan talenta AI unggul untuk Aceh secara khusus, dan Indonesia berkolaborasi dengan Kominfo serta UNESCO.
Ia mengatakan untuk dapat memanfaatkan potensi AI secara maksimal, diperlukan kesiapan yang matang dalam hal infrastruktur, sumber daya manusia, dan strategi implementasi.
"Metodologi penilaian kesiapan AI adalah sebuah pendekatan yang akan membantu kita dalam menilai sejauh mana kesiapan organisasi atau institusi mengadopsi teknologi AI," katanya.
Informasi yang pihaknya terima, Metodologi Penilaian Kesiapan AI (Readiness Assessment Methodology – RAM) dikembangkan oleh UNESCO Expert without Borders dan merupakan instrumen berstandar global yang diadopsi oleh Indonesia dan 193 negara lainnya.
"RAM akan menghasilkan laporan kesiapan AI di Indonesia, termasuk rencana aksinya yang menjadi landasan dalam perumusan kebijakan dan regulasi AI yang beretika," kata Rektor.
Dekan FMIPA USK Prof Taufik Fuadi Abidin menambahkan untuk tahun 2024 S2 Kecerdasan Buatan di FMIPA USK memberikan full scholarship atau beasiswa bagi calon magister.
"Per hari ini sudah ada 80 orang yang mendaftar dan masih akan bertambah sebelum ditutup. Ini bentuk komitmen USK dalam mempersiapkan talenta AI," kata Prof Taufik.
Kepala Dinas Komunikasi Informatika dan Persandian (Kominsa) Aceh Marwan Nusuf, mengatakan kehadiran AI sangat integral, maka penggunaan musti efisien, serta memastikan algoritma melibatkan masyarakat dalam pengambilan keputusan.
"Ini pertama dilaksanakan di Aceh, mudah-mudahan workshop seperti ini bisa dilaksanakan kembali di Aceh," katanya.
Baca juga: Dubes Jerman kagumi inovasi nilam oleh ARC USK Banda Aceh