Aceh Selatan (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Aceh Selatan melalui Dinas Pertanian menyebutkan seluas 719 hektare lahan pertanian dan perkebunan di daerah itu rusak akibat banjir dari Sungai Lae Soeraya.
"Seluas 719 hektare lahan pertanian dan perkebunan di wilayah terdampak banjir akibat luapan Sungai Lae Soeraya, rusak," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Aceh Selatan Nyaklah di Aceh Selatan, Selasa.
Sebelumnya hujan dengan intensitas tinggi menyebabkan Sungai Lae Soeraya meluap. Luapan tersebut menyebabkan banjir di kawasan Trumon Raya dan Kluet Raya, Kabupaten Aceh Selatan, sejak 12 Oktober 2024.
Menurut Nyaklah, banjir luapan sungai tersebut mengenangi lahan pertanian dengan ketinggian air berkisar 100 hingga 400 centimeter. Banjir tersebut turut merusak tanaman pangan, hortikultura, dan peternakan wilayah Trumon Raya dan sebagian wilayah Kluet Raya.
"Banjir luapan sungai tersebut berdampak besar pada lahan masyarakat. Pemkab Aceh Selatan sudah menetapkan masa tanggap darurat pada serta menyurati Kementerian Pertanian terkait dampak yang ditimbulkan banjir tersebut," katanya.
Nyaklah mengatakan pemerintah daerah mengharapkan bantuan pemerintah pusat dalam menangani kerusakan lahan pertanian dan perkebunan akibat banjir tersebut.
Pemkab Aceh Selatan, kata dia, memiliki anggaran terbatas, sehingga penanganan kerusakan lahan pertanian dan perkebunan tersebut tidak bisa dilakukan maksimal.
"Kami berharap Kementerian Pertanian RI agar dapat memberikan perhatian serius dengan membantu penanganan lahan pertanian dan perkebunan yang dampak banjir tersebut," kata Nyaklah.