Penjabat (Pj) Bupati Aceh Barat Daya (Abdya), Sunawardi, menegaskan pentingnya independensi pers dalam menopang kemajuan negeri.
“Wartawan harus melakukan cek dan ricek sebelum berita naik tayang. Berita yang salah akan menggiring opini masyarakat yang salah juga. Jadi, sebagai negeri yang 100 persen muslim, kita diperintahkan agama kita untuk menyampaikan berita yang baik dan benar,” ujarnya saat temu ramah dengan wartawan daerah di Blangpidie, Selasa.
Sunawardi, yang telah bertugas di Abdya selama lebih dari dua bulan, berbagi pengalamannya sebagai mantan jurnalis di Medan dan aktivis partai politik sebelum keluar karena peraturan baru.
Selain sebagai PNS, ia juga aktif di LSM Jaringan Komoditas Masyarakat Aceh, dengan fokus pada hutan adat, dan menjabat sebagai ketua yayasan di kampung halamannya di Kutacane sejak 2003.
“Dalam mensukseskan Pilkada, saya pada malam selalu keliling Abdya bersama anggota, tapi tidak membawa mobil dinas nopol 1. Jadi, saya tahu semua apa yang terjadi. Walaupun tidak diberitahu oleh Camat, saya tetap update,” ungkapnya.
Sunawardi memulai karirnya sebagai dosen swasta, namun beralih menjadi ASN atas permintaan orang tuanya.
Ia berharap dapat terus berkontribusi untuk kemajuan Abdya melalui peran barunya sebagai Pj Bupati.
Dalam pertemuan tersebut, Sunawardi juga meminta masukan dari para wartawan untuk memajukan Kabupaten Abdya di masa depan dan membuka sesi tanya jawab untuk mendengar langsung aspirasi dan saran dari para jurnalis.
Ia menekankan pentingnya peran pers dalam mendukung pemerintahan yang transparan dan akuntabel.
“Pers harus terus menjalankan fungsinya dengan baik dan independen, sehingga dapat memberikan informasi yang akurat dan berimbang kepada masyarakat,” tambahnya.
Sunawardi juga berharap, melalui kolaborasi yang baik dengan pers, Kabupaten Abdya dapat mencapai kemajuan yang signifikan dan masyarakat mendapatkan informasi yang benar dan terpercaya.