Banda Aceh (ANTARA) - Kementerian Pertanian (Kementan) RI melalui Balai Penerapan Standar Instrumen Pertanian (BPSIP) Aceh telah mencapai target produksi benih sumber kelas benih pokok (BP/SS) sebesar 31 ton untuk padi dan jagung pada 2024.
"Alhamdulillah target produksi yang kita usahakan tercapai yakni sebesar 31 ton," kata Penanggung Jawab UPBS BPSIP Aceh, Asis MP, di Banda Aceh, Selasa.
Dirinya merincikan, adapun produksi benih tersebut terdiri dari padi varietas inpari 32 sebesar 12 ton, mekongga 13,1 ton. Sedangkan untuk jagung komposit jenis sukmaraga empat ton dan bisma dua ton.
"Artinya, produksi untuk benih padi sebesar 25,1 ton, dan jagung mencapai enam ton. Alhamdulillah tidak ada yang gagal jadi benih," ujarnya.
Asis menyampaikan, untuk distribusi benih tersebut akan segera dilakukan sesuai dengan permintaan dari kelompok petani sesuai biaya penjualan benih yaitu untuk Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
"Biaya penjualan benih atau biaya PNBP padi 8.500 per kilogram dan jagung sebesar 5.500 per kilogram nya," katanya.
Dirinya menambahkan, sejauh ini baru ada permintaan untuk benih padi inpari 32 dan mekongga dari para kelompok petani di Aceh. Sedangkan untuk benih jagung belum diminta.
"Benih sendiri sudah tersedia sejak awal Januari setelah melalui proses sertifikasi benih oleh UPTD BPSBTPH Aceh untuk mendapatkan sertifikat benih unggul," demikian Asis MP.
Sebagai informasi, BSIP Aceh sebelumnya menargetkan produksi benih sumber (kelas SS) sebesar 31 ton terdiri dari padi 25 ton dan jagung enam ton, dan telah dipenuhi.
Adapun benih yang diproduksi tersebut ditanam pada lahan seluas delapan hektare, tersebar di Desa Aneuk Glee, Indrapuri, Aceh Besar seluas lima hektare, dan tiga hektare di Desa Pasie Geulima, Teunom, Aceh Jaya.
Sementara itu, untuk produksi benih jagung komposit nya dilaksanakan di Desa Saree Aceh, Lembah Seulawah, Aceh besar seluas empat hektare.