Banda Aceh (ANTARA) - Gubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menerobos banjir di Aceh Tamiang untuk menyalurkan bantuan bencana kepada warga Kampung Dalam Kecamatan Karang Baru kabupaten setempat, Kamis dini hari (4/12).
"Alhamdulillah, hari ini kita penuhi kebutuhan sembako. Kita masih kewalahan soal air bersih dan tabung elpiji. Dalam beberapa hari ke depan akan menyusul dan kita benahi lokasi-lokasi yang terdampak,” kata Mualem dalam keterangannya yang diterima di Banda Aceh, Kamis.
Mualem beserta rombongan tiba di Aceh Tamiang sekitar pukul 23.00 WIB. Dalam gelapnya malam dan kondisi listrik yang belum pulih, membagikan bantuan hingga Kamis pukul 03.15 WIB.
Baca juga: Update Bencana Aceh, 8.440 jiwa warga di Nagan Raya Aceh mengungsi
Saat memasuki kawasan Aceh Tamiang, suasana berubah drastis. Lampu-lampu padam, jalan masih dipenuhi sisa lumpur, sementara puluhan kendaraan yang rusak akibat banjir tampak tergeletak di bahu jalan.
Di beberapa titik, bau bangkai tercium menyengat. Rombongan terus bergerak hingga ke pusat Kota Kuala Simpang untuk memantau kondisi warga.
Di Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Mualem menyaksikan isi kampung yang hancur. Rumah-rumah rusak, dan hanya tersisa fondasi.
Di sana, Mualem menyalurkan bantuan 30 ton sembako yang disumbangkan warga Medan, Sumatra Utara. Paket itu bantuan berisi air minum, beras, mi instan, biskuit, telur, dan sejumlah obat-obatan.
Saat kembali ke arah Kota Langsa, Mualem juga menyebar bantuan kepada para pengungsi yang membuka posko di pinggir jalan Banda Aceh-Medan.
Gubernur Aceh Muzakir Manaf menyampaikan rasa duka dan empati kepada para korban. “Kita sedih dan pilu melihat kondisi ini. Kita harap rakyat Aceh tabah menghadapi cobaan banjir dan longsor,” kata Mualem.
Penginiasi penyaluran bantuan, Rudi mengatakan pihaknya mengirim satu truk sembako seberat kurang lebih 30 ton. “Ada air minum, biskuit, mi instan, beras, telur, dan obat-obatan,” kata Rudi.
“Besok juga ada truk berikutnya. Kami juga buka posko di Medan untuk teman-teman yang ingin menyumbang ke Aceh.” ujar warga Medan tersebut.
Sementara itu, Ishak alias Kureng, warga Desa Menang Gini, Karang Baru, Aceh Tamiang menceritakan bagaimana banjir besar itu datang menghantam pemukiman mereka.
“Banjir hari Rabu (26/11) mulai naik, malam Kamis sudah dua meter lebih. Hari Kamis bertambah lagi sampai malam Jumat kira-kira 3,5 meter,” katanya.
Ishak mengungsi ke kantor Komite Peralihan Aceh (KPA) bersama sekitar 50 warga lainnya. Banyak masyarakat dari desa sekitar juga ikut menyelamatkan diri ke lokasi tersebut.
“Arus banjir kencang sekali, rumah hancur semua. Yang paling dibutuhkan sekarang makanan, air bersih, dan obat-obatan untuk bayi. Banyak anak sudah demam,” ujarnya.
“Saat banjir, yang diselamatkan cuma keluarga. Yang tersisa hanya baju di badan," kata Ishak.
Baca juga: Pemkab Nagan Raya belum terima bantuan bencana alam dari pemerintah pusat
