Adapun Jagoan Neon bertugas menjamin ketersediaan air matang untuk konsumsi. Kelompok ini dipimpin oleh Riska sebagai ketua, bersama Oja dan Tila. Peran mereka penting untuk memastikan kebutuhan air minum warga terpenuhi secara aman, terutama bagi anak-anak dan kelompok rentan.
"Pembentukan tim ini bukan sekadar kegiatan kebersihan, melainkan bagian dari proses pemulihan psikososial anak-anak terdampak bencana. Anak-anak bukan hanya korban bencana, tetapi juga agen pemulihan," katanya.
Ia mengatakan dengan diberi peran dan tanggung jawab, mereka belajar percaya diri, bekerja sama, memahami kesehatan dasar, serta tumbuh dengan rasa memiliki terhadap desanya,” ujar Imam.
Selain pembentukan tim anak, GEN-A juga melaksanakan sejumlah aksi kemanusiaan lain di wilayah tersebut dan sekitarnya meliputi pelayanan pertolongan pertama (P3K), perawatan luka dan penggantian perban, pelayanan dukungan psikososial melalui aktivitas kreatif seperti membuat gelang dan kalung, serta edukasi praktik hidup bersih dan lingkungan sehat.
Baca: Korban banjir di Pidie Jaya butuh alat pembersih lumpur
GEN-A juga menyediakan pelayanan transportasi rujukan bagi pasien, termasuk lima orang lansia yang dirujuk ke Rumah Sakit Umum Pidie Jaya.
GEN-A juga menyalurkan berbagai bantuan kebutuhan dasar, seperti family kit, baby kit, dan elderly kit kepada keluarga terdampak.
Di Kecamatan Ulim, GEN-A turut memberikan pelayanan kesehatan dasar yang dipimpin oleh dr. Intan Qanita. Layanan ini mencakup pemeriksaan kesehatan warga, penyaluran family kit, baby kit, dan elderly kit.
Seluruh rangkaian kegiatan ini didukung oleh tim lintas profesi yang terdiri dari dokter umum, perawat, mahasiswa keperawatan, serta para edukator GEN-A.
GEN-A menilai pendekatan berbasis potensi desa dan pelibatan anak-remaja dapat menjadi model pemulihan komunitas yang berkelanjutan.
Ia menambahkan selain memperkuat ketahanan desa pasca bencana, program tersebut juga menanamkan nilai kepedulian, gotong royong, dan kepemimpinan sejak dini.
