Kutacane (Antaranews Aceh) - Kabupaten Aceh Tenggara, Aceh, terus mengembangkan tanaman padi jenis serang menjadi varietas unggulan yang berasal dari Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
"Kita baru saja memanen padi jenis serang, dan hasilnya cukup bagus di sawah seluas 600 hektare," ujar Kepala Dinas Pertanian Aceh Tenggara, Ramli Desky di Kutacane, Kamis.
Ia mengakui, varietas padi jenis serang kini semakin digemari oleh kelompok petani lokal karena proses penanaman dan pemumukan sangat sederhana, sehingga mudah untuk dilakukan.
Dewasa ini hampir seluruh kelompok tani tanaman pangan padi yang berada pada 15 dari total 16 kecamatan di Aceh Tenggara telah membudidayakan padi jenis serang.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Aceh Tenggara tahun 2015 menyebut, luas lahan tanam padi di daerah tersebut tercatat sekitar 14.106 hektare.
"Varietas serang ini akan memberikan hasil yang baik, dan meningkatkan kesejahteraan petani. Termasuk tahan dari serangan hama penyakit atau pengganggu tanaman padi," katanya.
Pihaknya berjanji akan terus berupaya semaksimal mungkin melakukan berbagai terobosan, supaya program swasembada pangan tercapai di Aceh Tenggara tahun ini.
"Kita sebagai pemerintah daerah akan terus menjaga program Pemerintah Aceh untuk swasembada pangan," tegas Ramli.
Gubernur Aceh Irwandi Yusuf ketika menyerahkan bantuan sarana produksi seperti pupuk, bibit, herbisida dan pestisida di November tahun lalu bagi 315 orang petani di Kecamatan Nisam, Kabupaten Aceh Utara berjanji akan meningkatkan produksi beras.
"Target kita, mulai tahun depan kita mampu menghasilkan produksi beras yang cukup dimakan oleh masyarakat lima provinsi di Indonesia. Karena itu, ke depan perlu upaya dalam meningkatkan hasil padi dengan jumlah luas areal sawah yang ada," terang gubernur Aceh.
Irwandi mengatakan, dewasa ini jumlah produksi beras di Aceh per tahun telah mencapai 2,5 juta ton, sedangkan yang dikonsumsi masyarakat di provinsi itu baru 900.000 ton per tahun.
"Kita serasa kekurangan beras, karena harus kita beli dari Medan. Padahal yang terjadi, kita membeli beras kita sendiri," katanya.
"Kita jual padi kita ke Medan, lalu setelah jadi beras, Medan mengirimkan beras kepada kita," tutur Irwandi.