Arjuna, Ketua Kelompok Tani Pusu Cut, Kecamatan Tangan-Tangan, di Blangpidie, Minggu mengungkapkan bahwa hama burung rimba dan hama walang sangit menjadi musuh utama karena menyerang tanaman padi petani di sawah.
"Bukan hama burung pipit biasa yang memakan padi petani, tetapi ini burung turun dari rimba ke lahan sawah secara berombongan. Burung ini kecil-kecil berwarna hitam pekat dan dalam satu rombongan mencapai ribuan ekor," kata Arjuna.
Menurut dia, para petani di daerahnya saat ini mengaku kesulitan dalam memberantas hama burung yang muncul bagaikan kawanan lebah sejak pagi hingga terbenam matahari.
"Bila tidak kita jaga, kawanan burung rimba ini, selain memakan butir padi yang sudah mulai keras, juga menghisap bulir padi muda, sehingga menyebabkan padi petani tidak mau lagi merunduk akibat kekosongan," katanya.
Ia mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk memberantas hama burung tersebut, mulai dari membuat orang-orangan di sawah hingga membuat bunyi-bunyian, namun burung rimba tersebut masih tetap membandel.
"Jadi, solusi yang kami lakukan saat ini hanya dengan menjaga sejak keluar matahari hingga terbenam. Kami terpaksa harus tiap hari ke sawah. Jadi, kami tidak sempat mencari nafkah ke tempat lain," katanya.
Selain burung rimba, kata dia, tanaman padi yang saat ini sudah rata-rata mengeluarkan malai juga diserang hama walang sangit akibat perubahan musim yang tidak menentu.
"Selain burung rimba, hama walang sangit juga cukup banyak pada tanaman padi. Kami sudah berusaha melakukan semprotan pestisida tiap hari, namun hama ini masih juga tetap banyak, lebih-lebih sudah musim hujan makin bertambah banyak," katanya.
Ia berharap agar dinas pertanian dapat menyalurkan obat-obatan untuk memberantaskan hama walang sangit yang kini sudah mulai merambah tanaman padi sawah milik petani dengan cara melakukan semprotan secara serentak.
"Jadi, untuk solusinya, pihak dinas harus memberikan obat dan memberikan perintah pada semua petani untuk semprot secara serentak baru hilang. Kalau tidak, hasil panen tahun ini bakal turun dari sebelumnya," katanya.
Sedangkan cara antisipasi burung rimba, lanjutnya, satu-satunya cara hanya dengan membuat jaring di atas hamparan tanaman padi, namun cara macam ini tentu membutuhkan anggaran yang lumayan besar.
"Penangulangan hama burung rimba dengan sistem tradisonal itu tidak efektif sama sekali, namun kalau dengan cara menjaga di sawah tiap hari ada sedikit membantu. Jadi, solusi terbaik hanya memasang jaring, tapi anggarannya terlalu besar," demikian Arjuna.