Christchurch (ANTARA) - Rakyat Selandia Baru memberi penghormatan kepada korban meninggal serangan teroris terhadap dua masjid di Christchurch dalam satu upacara pada Jumat.
Sebanyak 25.000 warga Selandia Baru menghadiri upacara penghormatan buat 50 orang Muslim yang sedang menunaikan Shalat Jumat, termasuk empat anak kecil. Mereka meninggal dalam dua serangan terhadap Masjid An-Nur dan Linwood selama Shalat Jumat pada 15 Maret.
Di antara orang yang hadir terdapat Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern, Gubernur Jenderal Patsy Reddy, Perdana Menteri Australia Scott Morrison, penyanyi-penggubah lagu Inggris dan dermawan Yusuf Islam (Cat Stevens), dan penyanyi Marlon WIliams, Hollie Smith dan Teeks.
Yusuf Islam, Marlon Williams dan Hollie Smith tampil dalam kegiatan itu "Ko tatou, tatou -Kita Satu" di Hagley Park, Christchurch.
"Dunia telah dilanda lingkaran ekstremisnya ganas yang melahirkan ekstremisme dan itu harus berakhir," kata Ardern kepada orang yang hadir, sebagaimana dikutip Kantor Berita Turki, Anadolu --yang dipantau Antara di Jakarta, Jumat malam.
"Kita tak bisa menghadapi masalah ini sendirian, tak seorang pun dari kita bisa. Jawaban buat mereka berada pada konsep yang sederhana, yang tidak terikat oleh perbatasan negara, yang tidak dilandasi atas kesukuan, landasan kekuasaan atau bahkan bentuk pemerintahan. Jawabannya terletak pada kemanusiaan kita," katanya.
"Tapi untuk saat ini, kita akan mengingat air mata bangsa kita dan tekad baru yang telah kita bentuk," kata wanita perdana menteri tersebut.
"Kata-kata apa yang secara tepat menyampaikan kepedihan dan penderitaan 50 lelaki, perempuan dan anak-anak kehilangan nyawa, dan demikian banyak orang yang cedera? Kata-kata apa yang menangkap penderitaan masyarakat Muslim kita --yang menjadi sasaran kebencian dan kekerasan? Kata-kata apa yang bisa menyampaikan kepedihan kota yang sudah mengenai demikian banyak kepedihan?" Ardern mempertanyakan.
"Saya kira tidak ada. Lalu, saya datang ke sini dan disambut dengan sapaan sederhana. Assalamu alaikum --Kedamaian atas kalian," katanya.
Farid Ahmed --salah seorang penyintas-- juga berbicara kepada orang yang berkumpul.
Ahmed, yang istrinya Husna tewas dalam serangan tersebut, mengatakan ia telah memaafkan si penyerang.
"Saya ingin hati yang akan penuh dengan cinta dan kepedulian dan penuh kasih sayang dan akan memaafkan. Hati ini tak ingin ada lagi nyawa yang melayang. Hati ini tidak menyukai rasa sakit yang telah saya lalui ... Bahwa ada manusia yang melalui kepedihan seperti ini," katanya.
"Jangan katakan mereka yang meninggal saat menyembah Allah bahwa mereka meninggal, mereka hidup. Jiwa mereka hidup. Orang yang meninggal dalam ibadah masuk surga. Jasad mereka akan musnah tapi nyawa mereka takkan pernah musnah," kata Ahmed.
Nama para korban yang meninggal dalam serangan tersebut dibacakan dalam kegiatan tersebut. Korban paling muda berusia tiga tahun.
Rakyat Selandia Baru kenang korban serangan teroris
Jumat, 29 Maret 2019 21:53 WIB