Banda Aceh, 31/3 (Antaraaceh) – Masa kampanye terbuka Pemilu legislatif tinggal beberapa hari lagi, setelah sejak 16 Maret 2014 para calon anggota legislatif dan pengurus partai politik menyampaikan program dan visi misi mereka apabila terpilih menjadi anggota dewan.
Bila merujuk jadwal yang ditetapkan Komisi Pemilihan Umum (KPU), maka kampanye terbuka akan berakhir pada tanggal 5 April 2014.
Selama hampir 15 hari para caleg mulai dari DPR RI sampai DPRK telah menyampaikan janji-janji kepada rakyat yang akan diperjuangkan selama lima tahun menjadi anggota legislatif.
Para caleg atau pimpinan partai didalam menyampaikan visi dan misi tidak terlepas dari upaya untuk meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan rakyat melalui berbagai sektor, seperti pertanian, industri dan perdagangan.
Ada juga, untuk meningkatkan kesejahteraan, para caleg atau pimpinan partai politik menjanjikan bantuan langsung, seperti subsidi kepada masyarakat miskin.
Misalnya, Partai NasDem menjanjikan subsidi untuk rakyat miskin sebesar Rp1 juta per kepala keluarga (KK) setiap bulan selama lima tahun jika menang dalam pemilu.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh ketika berkampanye di Banda Aceh menyatakan, selain memberikan subsidi untuk rakyat miskin, partainya juga mengusung sembilan program prioritas lainnya.
Lain halnya dengan caleg dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berjanji akan membawa kemakmuran bagi Aceh bila PKB dapat mendominasi parlemen Aceh.
Khusus PKB Aceh berjanji akan memperjuangkan kesejahteraan petani di daerah itu jika partai menang.
"Kekeringan yang melanda akhir-akhir ini mengakibatkan petani merugi, karena itu salah satu komitmen kami jika terpilih adalah memperjuangkan nasib petani agar lebih baik," kata H Rusli Muhammad caleg DPR RI Dapil I Aceh.
Janji yang sama juga disampaikan Partai Golkar Aceh yang menegaskan akan memperjuangkan peningkatan ekonomi masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan rakyat.
"Jika kami dipercaya pada pemilu ini, kami berkomitmen meningkatkan ekonomi rakyat," kata Ketua Partai Golkar Aceh Sulaiman Abda.
Tidak ketinggalan juga janji partai local Aceh. Partai Nasional Aceh (PNA) berjanji akan melanjutkan program-program yang selama ini sudah dijalankan di masa Pemerintahan Irwandi Yusuf seperti jaminan kesehatan Aceh (JKA).
"Kita sudah bekerja dan akan melanjutkan program yang menyentuh langsung untuk rakyat," kata Irwandi Yusuf, pendiri PNA.
Partai Aceh yang kini sedang berkuasa juga menyampaikan akan terus meningkatkan kesejahteraan rakyat dan menciptakan keamanan dan kedamaian dalam NKRI.
Sekjen Dewan Pertimbangan Aceh Partai Aceh Mukhlis Basyah menegaskan bahwa situasi daerahnya saat ini aman dan damai dalam NKRI.
Wajib ditagih
Meskipun janji-janji itu terkadang hanya sekedar menghibur, namun perlu dicermati secara seksama, karena bukan tidak mungkin bisa terealisasi, karena bagaimanapun janji itu adalah hutang.
Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh Mutiara Fahmi menyatakan janji yang disampaikan dalam kampanye calon anggota legislatif wajib ditagih karena itu merupakan utang.
"Janji adalah utang dan utang wajib untuk dibayar atau direalisasikan sesuai dengan apa yang telah dijanjikan," katanya saat menjadi pemateri pengajian rutin Kaukus Wartawan Peduli Syariat (KWPSI) Aceh di Banda Aceh, baru-baru ini.
Dijelaskannya, janji kampanye yang disampaikan bukan menyangkut satu orang saja, tapi meliputi hajat hidup orang banyak yang harus direalisasikan oleh sipembuat janji ketika ia terpilih .
Ia mengatakan kendati janji adalah utang, namun dalam menagih juga patut melihat kondisi orang tersebut apakah sudah mampu memenuhi atau belum.
Mengutip Firman Allah dalam Al Quran, surat Al-Baqarah ayat 280 yang artinya "Dan jika orang yang berhutang itu dalam kesukaran, maka berilah tangguh sampai dia berkelapangan. Dan menyedekahkan (sebagian atau semua utang) itu, lebih baik bagimu, jika kamu mengetahui.”
Namun sebaliknya, apabila sudah sanggup melunasi utang atau memenuhi janji tetapi tidak menunaikannya maka itu bentuk penganiayaan, sebagaimana sabda Rasulullah SAW. "Penangguhan pembayaran utang oleh yang mampu adalah penganiayaan."
Terlepas janji-janji kampanye para caleg tersebut, yang paling penting bagaimana pelaksanaan pesta demokrasi di Aceh bisa berjalan aman dan damai.
Oleh karenanya, untuk mewujudkan pemilu daman dan aman perlu dukungan semua pihak, termasuk para ulama yang merupakan panutan bagi umat Islam.
Wakil Gubernur Aceh Muzakir Manaf sendiri meminta kalangan ulama berperan aktif mengajak masyarakat ikut merawat perdamaian serta menyukseskan pemilu.
"Semua itu menjadi tanggung jawab kita bersama, yaitu menjaga situasi di Aceh tetap aman dan damai serta ikut menyukseskan pemilu," katanya.
Menanti Realisasi Janji Kampanye Caleg Aceh
Senin, 31 Maret 2014 16:56 WIB