Suka Makmue (ANTARA) - Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh menyarankan agar pemerintah daerah di Nagan Raya membangun Conservation Response Unit (CRU) atatu konservasi gajah di daerah ini, untuk mengatasi gangguan gajah liar yang selama meresahkan masyarakat pedalaman.
“Pembangunan CRU ini sangat penting, karena sebagai salah satu solusi agar konflik gajah di masyarakat bisa segera teratasi,” kata Kepala Seksi BKSDA Wilayah II Meulaboh, Zulkarnen, Rabu.
Menurutnya, kasus amuk gajah atau gangguan gajah yang terjadi di sejumlah desa meliputi Desa Tuwi Meuleusong, Blang Teungku, Blang Lango, Kandeh, serta Desa Kila, Kecamatan Seunagan Timur, Kabupaten Nagan Raya terjadi hampir setiap bulan sepanjang tahun.
Dampaknya, tanaman perkebunan milik masyarakat seperti pohon pisang, kelapa sawit dan aneka tanaman produktif yang selama ini ditanami petani ikut rusak akibat diserang oleh gajah.
Tidak hanya itu, gangguan gajah di daerah ini juga menyebabkan rumah warga di kawasan pedalaman kerap dirusak oleh satwa liar yang dilindungi tersebut.
“Kami mendorong Pemkab Nagan Raya agar secepatnya bisa segera membangun CRU, sehingga gangguan konflik gajah di masyarakat bisa secepatnya teratasi,” kata Zulkarnen menambahkan.
Ia juga menuturkan, selama ini gangguan gajah di pemukiman masyarakat di wilayah pedalaman hanya bisa dilakukan dengan cara menghalau menggunakan petasan mercon, katanya.